Jumat, 16 Mei 2014

ekosistem rawa air tawar



Dosen Pembimbing: Dr.H. Elfis,M.Si

EKOSISTEM HUTAN RAWA AIR TAWAR
Desa Tasik Serai Timur  Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis
Nama Kelompok       :
Annisa R, Arditia F, Elpiza, Elsya F, Ita Juwita, Kamsiah, Octa Aprilia N
Kelas                           : 6.B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami dan terimakasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada bapak Dr.H. ELFIS M,Si  selaku dosen pembimbing mata kuliah Ekologi Tumbuhan yang telah membimbing kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu nya yang berjudul “Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar”.
            Makalah ini berisikan tentang gambaran umum ekosistem hutan rawa air tawar, faktor edaphis dan klimatologis, manfaat , keanekaragaman hayati, dan interaksi yang terjadi di ekosistem hutan rawa air tawar. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang ekosistem rawa air tawar
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
            Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penulisan makalah ini dari awal sampai akhir.semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin


                                                                                    Pekanbaru, 4 Mei 2014


                                                                                                     Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  KONSEP EKOSISTEM HUTAN RAWA AIR TAWAR
1.1.1        Defenisi Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisah antara makhluk hidup dengan lingkunganya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi (wikipedia, 2008).
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organism juga mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup (Wikipedia). Begitu juga menurut Undang–Undang Lingkungan Hidup (UULH) 1982, yang mengatakan bahwa ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.  
Suatu ekosistem pada dasarnya merupakan suatu sistem ekologi tempat berlangsungnya sistem pemrosesan energi dan perputaran materi oleh komponen-komponen ekosistem dalam waktu tertentu (elfis,2010).
Istilah ekositem pertama – tama diusulkan oleh ahli ekologi bangsa inggris A.G. Tansley, sebelumnya, telah digunakan istilah-istilah lain, yaitu biocoenosis, dan mikrokosmos. Setiap ekosistem memiliki enam komponen yaitu (1) produsen, berupa organism autotrofik , sebagian besar tumbuhan hijau, yang mampu membuat makanan dari senyawa organik sederhana (2) makrokonsumen (fogotrof-fagotrof), organisme – organisme heterotrofik, terutama binatang – binatang yang mencernakan organisme – organisme lain atau butiran – butiran bahan organik, (3) mikrokonsumen(sapotrof atau osmotrof), organisme heterotrofik terutama bakteri atau cendawan yang merombak senyawa – senyawa kompleks 4) bahan anorganik (5) bahan organik, dan (6) kisaran iklim.
Suatu ekosistem di katakan dalam keaadan seimbang apabila komposisi di antara komponen - komponen tersebut dalam keadaan seimbang. Ekosistem yang seimbang,keberadaannya dapat bertahan lama atau kesinambungannya dapat terpelihara. Perubahan ekosistem dapat mempengaruhi keseimbangannya. Perubahan ekosistem dapat terjadi secara alami serta dapat pula karena aktivitas dan tindakan manusia. (Wikipedia, 2009).
1.1.2 Pengertian Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar
Hutan rawa air tawar (freshwater swamp – forest ) merupakan kawasan hutan yang dibedakan berdasarkan keadaan dari tanahnya. Hutan rawa air tawar, memiliki permukaan tanah yang kaya akan mineral. Biasanya ditumbuhi hutan lebat. Ciri dari hutan rawa adalah hutan yang terdapat pada daerah dengan kondisi tanah yang selalu tergenang oleh air tawar dan tidak terpengaruh oleh iklim ,. Vegetasi yang menyusun hutan rawa termasuk kategori vegetasi yang selalu hijau, di antaranya adalah berupa pohon-pohon dengan tinggi mencapai 40m dan mempunyai beberapa lapisan tajuk. Oleh karna hutan rawa ini mempunyai beberapa lapisan tajuk (bebrapa startum), maka bentuknya  hampir menyerupai ekosistem hutan hujan tropis. Di Indonesia, hutan rawa air tawar tersebar di Sumatra bagian Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Maluku dan Irian Jaya bagian Selatan.
Pada umumnya spesies-spesies tumbuhan yang ada di dalam ekosistem hutan rawa cenderung berkelompok membentuk komunitas tumbuhan yang miskin spesies. Dengan kata lain, penyebaran spesies tumbuhan yang ada di ekosistem hutan rawa itu tidak merata. Spesies-spesies pohon yang banyak terdapat dalam ekosistem hutan rawa dan paling sering dijumpai antara lain Suntai (Palaquium leiocarpu), Kelompok Pohon Meranti (Shorea), Kelat(Eugenia spp. ), Kempas (Koompassia spp), Bintangur (Calophyllum spp.), Jankang  (Xylopia spp), dll.
1.1.3 Karakteristik Hutan Rawa Air Tawar
·         Hutan yang tumbuh pada daerah-daerah yang selalu tergenang air tawar.
·         Tidak dipengaruhi iklim.
·         Pada umumnya terletak dibelakang hutan payau dengan jenis tanah aluvial dan aerasinya buruk.
·         Tegakan hutan selalu hijau dengan pohon-pohon yang tinggi bisa mencapai 40 m dan terdiri atas banyak lapisan tajuk.
·         Tumbuhannya banyak pohon berakar lutut yang tunasnya terendam air.
·         Tanahnya berlumpur dan becek.
·         Airnya asam,
·         Bagian dasar rawa terdapat banyak gambut.
1.1.4 Jenis-jenis Tanaman Hutan Rawa Air Tawar
1.     Hutan rawa gambut, terdapat di perairan yang sangat rendah kandungan zat haranya (oligotrofik) untuk kehidupan binatang dan tumbuhan. Keadaan ini memungkinkan tanah gambut mudah terbentuk dengan lapisan mencapai 20 meter dan diameternya sampai beberapa kilometer. Hutan rawa gambut terbentuk di daerah pesisir sebagai lahan basah pesisir dan lahan basah daratan di belakang hutan bakau . Hutan ini terletak di Sumetera bagian timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan , dan Rawa Danau di serang , Banten.
2.      Hutan rawa air tawar, merupakan tipe lahan basah yang ditemukan pada tanah aluvial dataran rendah. Biasanya terletak di antara dua sungai dan jauh masuk ke pedalaman atau pada dataran luas dekat pantai serta berada di antara hutan rawa gambut dan hutan dataran rendah. Hutan ini terletak di Sumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi, Jawa dan Nusa Tenggara. Di Papua tumbuhannya adalah sagu. Di Kalimantan dan Sumatera tumbuhannya adalah jelutung yang getahnya dapat diolah untuk cat dan permen karet. Di Sulawesi tumbuhannya adalah tanaman pedu dan beberapa jenis palem.
3.      Rawa tanpa hutan, merupakan bagian dari ekosistem rawa hutan. Namun hanya ditumbuhi tumbuhan kecil seperti semak dan rumput liar.
1.1.5 Fungsi Hutan Rawa Air Tawar
Hutan Rawa Air Tawar memiliki banyak manfaat bagi masyarakat setempat sekitarnya serta  bagi hewan – hewan atau satwa yang hidup disekitar hutan rawa air tawar. Dilihat dari keberagaman vegetasi yang ada pada ekosistem hutan rawa aiar tawar menjadikan ekosistem ini sangat produktif. Berikut ini beberapa manfaat dari ekosistem hutan rawa air tawar :
a.       Sebagai Cagar Alam Biosfer,
Merupakan situs yang ditunjukoleh berbagai Negara melalui kerjasama MAB-UNESCO untuk mempromosikan konservasi keanekargaman hayati dan pembangunan berkelanjutan. Cagar biosfer Giam Siak Kecil menjadi kawasan yang menggambarkan keselarasan antara hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan. Sebagai suatu cagar alam, ekosistem hutan rawa air tawar  Giam Siak Kecil – Bukit Batu memiliki 3 fungsi utama :
·         Untuk pelestarian keanekaragaman biologi dan budaya
·         Penyediaan model pengelolaan lahan dan lokasi eksperimen untuk pembangunan berkelanjutan, dan
·         Penyediaan tempat riset pemantauan lingkungan
b.      Mempengaruhi iklim meso bagi daerah
c.       Sumber Cadangan Air
Karena air berasal dari sungai dan hujan, rawa air tawar menjadi tempat sumber penyedia air baik bagi vegetasi sekiarnya atau pun penduduk. Adanya masukan air sungai ini juga membawa unsur-unsur hara dari daerah yang lebih tinggi,sehingga menambah kesuburan hutan rawa air tawar.
d.      Memberikan Nilai Ekonomis
Beberapa jenis tumbuhan kayu dengan nilai ekonomi tinggi yang dapat ditemukan dalam ekosistem hutan rawa di kawasan Rawa Giam Siak Kecil antara lain kayu meranti, kayu kapur, keruing, damar laut, dan medang. Masyarakat lokal memanfaatkan hutan rawa untuk berbagai keperluan, kayunya untuk membuat perahu,rumah, dan kayu bakar, sebagai sumber tanaman obat dan lain lain.
Selain itu rawa air tawar dijadikan sebagai sumber mata pencarian bagi penduduk dengan mencari ikan
e.       Penyerapan karbon
Proses fotosintesis mengubah karbon dioksida (CO2) menjadi karbon organik dalam bentuk bahan pada vegetasi.
f.       Mencegah terjadinya banjir;
g.      Mencegah intrusi air laut ke dalam air tanah dan sungai
h.      Sumber energi
i.        Sumber makanan nabati maupun hewani

1.1.6 Pengertian Ekosistem Rawa Air Tawar
Ekosistem air tawar merupakan kosistem dengan habitatnya yang sering digenangi air tawar yang kaya mineral dengan pH sekitar 6. Kondisi permukaan air tidak selalu tetap. Ekosistem rawa air tawar ini ditumbuhi oleh beragam jenisvegetasi. Hal ini desebabkan oleh terdapatnya beragam jenis tanah pada berbagaiekosistem rawa air tawar.Di beberapa daerah pada rawa-rawa tersebut ditumbuhi rumput, ada pula yang hanya ditumbuhi jenis pandan atau palem yang menonjol. Malah ada pula yang  menyerupai hutan-hutan dataran rendah, dengan akar tunjang atau akar napas maupun seperti penupang pohon.
Ada empat habitat utama dalam biosfer yakni laut, kuala, air tawar dan darat. Rawa didefinisikan sebagai daerah dengan kemiringan relatif datar yang secara permanen atau temporal tergenang air karena tidak adanya sistem drainase alami serta mempunyai ciri-ciri khas secara fisik (bentuk permukaan lahan yang cekung, kadang-kadang bergambut), kimiawi (derajat keasaman airnya terendah) dan biologis (terdapat ikan-ikan rawa, tumbuhan rawa, dan hutan rawa). Rawa-rawa juga disebut "pembersih alamiah", karena rawa-rawa berfungsi untuk mencegah polusi atau pencemaran lingkungan alam.Genangan air pada rawa dapat berasal dari hujan atau luapan air sungai pada saat pasang. (Adawiyah, 2010). Pada musim hujan lahan tergenang sampai satu meter, tetapi pada musim kemarau menjadi kering, bahkan sebagian muka air tanah turun mencapai jeluk(depth) > 50 cm dari permukaan tanah. (Noor, 2004).
Rawa mempunyai beberapa istilah padanan antara lain di sebut dengan swamp, marsh, atau bog  Secara khusus, “tanah rawa” disebut dengan flooded soil water gloged soil atau submerget soil. Istilah swamp umumnya di gunakan untuk menunjukkan bahwa daerah ini sangat di pengaruhi oleh adanya luapan pasang surut dari laut atau sungai- sungai sekitarnya. Istilah mars digunakan untuk menunjukkan daerah ini mempunyai sifat tanah yang lunak (soft) umumnya dirajai oleh vegetasi rumput liar (rumput rawa).
Rawa air tawar menurut Irwan (2007) adalah ekosistem dengan habitat yang sering digenangi air tawar yang kaya mineral dengan pH sekitar 6 dengan kondisi permukaan air yang tidak tetap, adakalanya naik atau adakalanya turun, bahkan suatu ketika dapat pula mengering. Rawa Air Tawar di desa Tasik Serai Timur Kecamatan Bengkalis, merupakan salah satu rawa yang sangat luas di Kabupaten Bengkalis. Rawa tersebut memiliki peranan penting bagi penduduk untuk irigasi, perikanan dan juga tempat wisata.
Lahan rawa sebenarnya merupakan lahan yang menempati posisi peralihan di antara sistem daratan dan sistem perairan (sungai, danau, atau laut), yaitu antara daratan dan laut, atau di daratan sendiri, antara wilayah lahan kering (uplands) dan sungai/danau. Karena menempati posisi peralihan antara sistem perairan dan daratan, maka lahan ini sepanjang tahun, atau dalam waktu yang panjang dalam setahun (beberapa bulan) tergenang dangkal, selalu jenuh air, atau mempunyai air tanah dangkal. Dalam kondisi alami, sebelum dibuka untuk lahan pertanian, lahan rawa ditumbuhi berbagai tumbuhan air, baik sejenis rumputan (reeds, sedges, dan rushes), vegetasi semak maupun kayukayuan/hutan, tanahnya jenuh air atau mempunyai permukaan air tanah dangkal,atau bahkan tergenang dangkal.
Menurut jenisnya lahan rawa di bagi menjadi rawa pasang surut (RPS) dan rawa non pasang surut (RNPS). Rawa pasang surut merupakan lahan rawa yang genangannya dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Tingginya air pasang dibedakan menjadi dua, yaitu pasang besar dan pasang kecil. Pasang kecil, terjadi secara harian (1-2 kalisehari). Dibedakan menjadi 4 yaitu :
                       1.         Rawa Tipe Luapan A, rawa dalam klasifikasi ini merupakrawa yang selalu terluapi oleh air pasang tertinggi karena pengaruh variasi elevasi pasang surut air sungai, baik pasang tertinggi saat musim kemarau maupun musim penghujan
                       2.         Rawa Tipe Luapan B, rawa yang termasuk dalam kategori ini adalah rawa yang kadang-kadang (tidak selalu terluapi) oleh air pasang tinggi karena pasang surut air sungai, paling tidak terluapi pada saat musim penghujan;
                       3.         Rawa Tipe Luapan C, daerah rawa (RPS) dalam kategori ini didefinisikan sebagai daerah rawa yang tidak pernah terluapi oleh pasang tertinggi karena pengaruh variasi elevasi pasang surut air sungai, namun memiliki kedalaman muka air tanah tidak lebih dari 50 cm dari permukaan tanah.
                       4.         Rawa Tipe Luapan D, daerah rawa (RPS) ini adalah rawa yang menurut hirdrotopografinya tidak pernah terluapi oleh air pasang tertinggi karena pengaruh variasi elevasi pasang surut air sungai, dan memiliki kedalaman air tanah > 50 cm dari permukaan tanah.
Selain rawa pasang surut, terdapat juga rawa non pasang surut (RNPS), didefinisikan sebagai daerah rawa yang tidak dipengaruhi oleh pasang surut air sungai. Daerah rawa ini merupakan lahan tanah berbentuk cekungan dan dalam musim hujan seluruhnya digenangi air. Pada musim kemarau, air tersebut berangsur-angsur kering bahkan kadang-kadang ada yang kering sama sekali selama masa yang relative sangat singkat (1-2 bulan). Untuk daerah yang berada dekat dengan sungai, air yang menggenangi daerah rawa berasal dari luapan sungai disekitarnya, dan ada pula daerah rawa yang mudah tenggelam terus menerus akibat hujan sebelum melimpahkan airnya ke daerah sekitarnya.
Ekosistem rawa air tawar ini ditumbuhi oleh berbagai jenis vegetasi. Hal ini di sebabkan oleh terdapatnya beragam jenis tanah pada ekosistem rawa air tawar. Di beberapa daerah pada rawa-rawa tersebut ditumbuhi rumput, ada pula yang hanya ditumbuhi jenis pandan atau palem yang menonjol. Di samping itu ada pula yang menyerupai hutan-hutan dataran rendah, dengan akar tunjang atau akar napas maupun seperti penupang pohon.
1.1.7 Karakteristik Rawa Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca, ketika air pasang tumbuhan yang ada disekitar hutan rawa air tawar akan terendam semua, tetepi ketika hutan rawa air tawar surut keadaan disekitar rawa menjadi dangkal.  Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.

1.1.8 Fauna Rawa Air Tawar
Hampir semua filum dari dunia hewan terdapat pada ekosistem air tawar, misalnya protozoa, spans, cacing, molluska, serangga, ikan, amfibi, reptilia, burung, mammalia. Ada yang selalu hidup di air, ada pula yang
ke air bila mencari makanan saja.
Hewan yang selalu hidup di air mempunyai cara beradaptasi dengan lingkungan yang berkadar garam rendah.
Pada ikan dimana kadar garam protoplasmanya lebih tinggi daripada air, mempunyai cara beradaptasi sebagai berikut:
·         Sedikit minum, sebab air masuk ke dalam tubah secara terus-menerus melalui proses osmosis.
·         Garam dari dalam air diabsorbsi melalui insang secara aktif
·         Air diekskresikan melalui ginjal secara berlebihan, juga diekskresikan .
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
         1.         Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), danfagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.
         2.         Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a.      Plankton;
terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b.       Nekton; 
hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c.       Neuston;
organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau
bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d.      Perifiton;
merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e.       Bentos;
hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapatsessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
1.1.9 Perubahan Ekosistem Rawa Air Tawar
Walau Indonesia memiliki ekosistem rawa yang relatif luas tapi ketika ancaman yang mengganggu eksistensi rawa ini tidak tertangani seperti meningkatnya berbagai pembangunan di sekitar wilayah pesisir, konservasi kemanfaatan –budidaya perairan, pembangunan tempat perdagangan dan perumahan, serta pertanian- menjadi penyebab berkurangnya sumber daya rawa dan beban berat bagi ekosistem rawa yang ada. Selain ancaman langsung pembangunan tersebut, ternyata sumber daya hutan rawa rentan terhadap aktivitas pembangunan yang terdapat jauh dari habitatnya. Ancaman dari luar tersebut yang sangat serius berasal dari pengelolaan daerah aliran sungai yang serampangan dan meningkatnya pencemaran hasil industri dan domestik (rumah tangga) yang masuk ke dalam daur hidrologi.
Dengan adanya eksploitasi yang tinggi terhadap ekosistem rawa, dan dengan adanya anggapan tentang rendahnya nilai ekonomis dari suatu rawa memacu terjadinya konversi ekosistem rawa yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan ekosistem rawa tersebut. Kerusakan ekosistem rawa harus dapat dicermati dan diperhatikan secara mendalam. Karena dengan adanya kerusakan ekosistem rawa selalu diikuti dengan permasalahan-permasalahan lingkungan, diantaranya terjadinya aberasi pantai, banjir, sedimentasi, menurunnya produktivitas perikanan, sampai terjadinya kehilangan beberapa pulau kecil. Karena dengan kerusakan ekosistem rawa berarti hilangnya bufferzone (daerah penyangga) yang berfungsi untuk menjaga kestabilan ekosistem pesisir, pantai dan daratan.
Kerusakan ekosistem pesisir, pantai dan daratan merupakan suatu hal yang jarang diperhatikan oleh hampir semua orang yang berkecimpung dalam pemanfaatan ekosistem rawa. Sehingga kerusakan ekosistem rawa ini dianggap merupakan suatu hal yang wajar  sebagai dampak yang akan muncul akibat kegiatan pengelolaan. Banyak orang yang cenderung enggan untuk memperbaiki dan merehabilitasi ekosistem rawa yang dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ancaman lainnya langsung yang paling serius terhadap hutan rawa pada umumnya diyakini akibat pembukaan liar lahan bakau untuk pembangunan tambak ikan dan udang. Meskipun kenyataannya bahwa produksi udang telah jatuh sejak beberapa tahun yang lalu, yang sebagian besar diakibatkan oleh hasil yang menurun, para petambak bermodal kecil masih terus membuka areal bakau untuk pembangunan tambak baru.
Salah satu permasalahan yang saat ini timbul sebagai akibat negatif kerusakan ekosistem rawa adalah laju degradasi ekosistem rawa sangat cepat. Bahkan pada daerah Bengkalis dan Indragiri hilir tingkat kerusakan saat ini sudah mencapai 50%. Hal ini kan menyebabkan banyaknya muncul permasalahan-permasalahan lingkungan.
1.2  FAKTOR EDAPHIS DAN KLIMATOLOGIS EKOSISTEM
1.2.1  Edaphis Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar

            Edaphis adalah hutan yang terbentuk karena pengaruh tanah. Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh salah satu atau keduanya . Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.(Wikipedia,2010).
            Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi (Wikipedia, 2013).
            Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan batuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai “pedagonesis” (Wikipedia, 2013). Sedangkan menurut (Mulyadi dalam Majid, 2010) mengatakan bahwa tanah merupakan suatu sistem yang ada dalam suatu keseimbangan yang dinamis dengan lingkungannya. Tanah tersusun dari 5 komponen yaitu :
1.      Partikel mineral, berupa fraksi organik. Perombakan dari bahan – bahan bebatuan dan anorganik yang ada di permukaan bumi
2.      Bahan organik
3.      Air
4.      Udara tanah, dan
5.      Kehidupan jasad renik
Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah. Tekstur tanah berkaitan dengan kemampuan tanah untuk menahan air dan juga reaksi kimia tanah. Contohnya, tanah dengan tekstur dominan pasir cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman.Sehingga akan merugikan bagi tumbahan karena nutrisi yang di butuhkan agar pertumbuhannya dapat maksimum tidak didapati. Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.
Tanah mengandung berbagai macam unsur-unsur makro maupun mikro yang berguna bagi tanaman. Dengan struktur tanah yang mantap (terdapat bahan organik yang cukup, mikroorganisme yang menguntungkan satu sama lain, dan pori-pori tanah cukup baik), maka aerasi (pertukaran O2, CO2, maupun gas-gas lainnya di dalam tanah) akan mampu mencukupi kebutuhan tanaman terhadap unsur-unsur tersebut. Sehingga, tanaman mampu melakukan proses metabolisme dengan baik.
Menurut Kemas Ali Hanafiah, tanah pada masa kini sebagai media tumbuh tanaman didefinisikan sebagai “lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh-berkembangnya perakaran penompang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain) dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan (Dasar-dasar ilmu tanah, 2009)” .
Atas dasar definisi ini maka tanah sebagai media tumbuh mempunyai empat fungsi utama, yaitu :
1.      Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang mempunyai dua peran utama, yaitu :
a.       Penyokong tegak tumbuhnya trubus (bagian atas) tanaman
b.      Sebagai penyerap zat-zat yang dibutuhkan tetanaman
2.      Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktivitas metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk berproduksi, meliputi air, udara dan unsur-unsur hara
3.       Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi dalam menunjang aktivitasnya supaya berlangsung optimum, meliputi zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota terutama mikroflora tanah seperti :.
a.       Zat-zat pemacu tumbuh (hormon, vitamin dan asam-asam organik khas)
b.       Antibiotik dan toksin yang berfungsi sebagai anti hama-penyakit tanaman di dalam tanah dan
c.       Senyawa-senyawa atau enzim yang berfungsi dalam penyediaan kebutuhan primer tersebut atau transformasi zat-zat toksik eksternal seperti pestisida dan limbah industry berbahaya
4.      Habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negative karena merupakan hama-penyakit tanaman.

1.2.2 Klimatologis Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar
Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari atau menyelidiki tentang iklim dan merupaan cabang ilmu atmosfer dan meteorologi yang mempelajari cuaca jangka pendek yang berakhir sa,pai beberapa minggu , klimatologi mempelajari di mana sistem cuaca ini terjadi. Menurut Lakitan (2002) klimatologi merupakan ilmu yang menelaah tentang karakteristik iklim antar wilayah dan lebih ditekankan pada rata – rata dari unsur iklim yang menjadi ciri suatu wilayah. Informasi klimatologi dapat digunakan sebagai penduga keadaan suhu, kelembapan udara, intensitas cahaya, curah hujan dan angin pada suatu wialayh tertentu.
Yang dimaksud dengan iklim adalah keadaan cuaca pada suatu daerah tertentu pada jangka waktu yang panjang. Sedangkan cuaca adalah keadaan atmosfer pada suatu waktu(Wikipedia.2009). Iklim merupakan salah satu faktor (selain tanah) yang akan memepengaruhi distribusi tumbuhan. Wilayah dengan kondisi iklim tertentu akan didominasi oleh spesies-spesies tumbuhan tertentu, yakni spesies tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan baik pada kondisi iklim tersebut. Klimatologi sangat penting bagi ekologi tumbuhan. Tumbuhan sebagai makhluk hidup yang bersifat menetap sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan di sekelilingnya, di antaranya adalah iklim. Faktor iklim dapat menentukan jenis-jenis ekosistem yang ada, komunitas dan jenis-jenis tumbuhan, serta pola sebarannya. Berabagai faktor lain yang dapat mempengaruhi iklim, misalnya cahaya matahari, suhu lingkungan, curah hujan, kelembaban udara, dan angin.
Klimatologi dibagi menjadi dua yaitu makro klimatologi adalah klimatologi yang mempelajari sifat-sifat atmosfer pada daerah yang luas. Sedangkan  Mikro klimatologi adalah klimatologi yang mempelajari sifat-sifat atmosfer pada daerah yang luas. Keadaan cuaca dan iklim dapat berubah – ubah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1.      Suhu atau Temperatur Udara
Merupakan derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer, dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Alat yang biasa digunakan untuk mengukur suhu adalah Termometer. Tingkat penerimaan panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor , antara lain :
a.       Sudut datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan bumi dengan arah datangnya sinar matahari.
b.      Lama waktu penyinaran matahari
c.       Keadaan muka bumi (daratan dan lautan )
d.      Banyak sedikitnya awan
e.       Kelembaban Udara
Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang tergandung di dalam udara. Kandungan uap air akan meningkat, jika banyak air yang berubah dari bentuk cair ke bentuk gas. Proses ini dapat terjadi jika ada masukan energi. Sumber energi utama yang dimanfaatkan dalam proses penguapan air ini adalah radiasi matahari. Alat yang biasa digunakan untuk mengukur kelembaban udara pada suatu daerah disebut Hygrometer.

2.      Curah hujan ( presipitasi)
Proses jatuhnya butiran air atau kristal es disebut presipitasi. Air asal presipitasi yang jatuh kedaratan yang tidak diuapkan kembali ke atmosfer, akan mengalir ke lautan. Pola curah hujan untuk wilayah Indonesia dipengaruhi oleh keberadaan samudra pasifik dan samudra indonesia. Kedua samudra ini akan merupakan sumber udara lembab yang akan mendatangkan hujan bagi indonesia. Pola curah hujan di indonesia juga dipengaruhi oleh keberadaan deretan pegunungan. Pegunungan merupakan penghalang fisik bagi pergerakan angin.

3.      Angin
Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke tempat dengan tekanan udara yang lebih rendah.
Pola arah angin di Indonesia di pengaruhi oleh keberadaan dua benua , yakni asia dan australia, dan dua samudra yakni samudera pasifik dan indonesia. Pada musim hujan, pada wilayah di utara garis ekuator angin bertiup dari arah samudera pasifik; sedangkan pada wilayah selatan garis ekuator, angin bertiup dari arah samudera Indonesia.

4.      Cahaya / Lama Penyinaran Matahari
Lama penyiaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup, misalnya manusia dan hewan; juga akan berpengaruh terhadap metabolisme yang berlangsung didalam tubuh makhluk hidup, misalnya pada tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama akan memberi kesempatan yang lebi besar bagi tumbuhan tersebut untuk memanfaatkannya melalui proses fotosintesis. Selain itu, lama penyinaran juga mempengaruhi aktivitas hormon pada tumbuhan

1.3  POLA RANTAI MAKANAN, JARING-JARING MAKANAN, PIRAMIDA BIOMASSA, PIRAMIDA MAKANAN PADA EKOSISTEM RAWA AIR TAWAR

1.3.1 Rantai Makanan pada Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar
Secara etimologis, rantai makanan dapat diartikan sebagai rangkaian yang tak terputus dari kegiatan makan-memakan. Menurut Kurniawan dkk (2008: 226) rantai makanan merupakan alur dari organisme yang saling memakan menyebutkan bahwa rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan - herbivora - carnivora - omnivora).
Menurut Campbell dkk, Rantai makanan diartikan sebagai urutan perpindahan makanan dari taraf trofi ke taraf trofi lainnya. Pendapat lain mengatakan bahwa rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Sedangkan menurut Prawirohartono (2004: 124), rantai makanan adalah  peristiwa memakan dan dimakan dengan urutan dan arah tertentu. Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa  rantai makanan adalah kegiatan makan-memakan antara organisme yang di dalamnya terjadi perpindahan materi atau energi.
Baik dalam rantai makanan maupun jaring-jaring makanan, terdapat beberapa istilah yang harus kita kita ketahui yakni :
a.         Produsen
Merupakan kelompok pertama dari rantai makanan yang biasanya terdiri atas tumbuh-tumbuhan hijau, yang mengkonversi sebagian energi dari matahari (melalui fotosintesis) melalui molekul-molekul organik yang digunakan dan disimpan dalam jaringannya. Pada ekosistem air, produsen utamanya adalah alga, sering dalam bentuk uniseluler yang membentuk fitoplankton.
b.         Konsumen
Merupakan hewan-hewan yang memakan tumbuhan hijau dan juga yang memakan satu sama lain. Konsumen primer adalah herbivora yang memakan tumbuh-tumbuhan produsen primer. Konsumen sekunder memakan konsumen primer, dan diikuti oleh konsumen tersier, kuartener, dan seterusnya dalam rantai makanan. 
c.         Dekomposer (pengurai)
Terdiri atas bakteri, jamur (fungi), tumbuhan atau hewan yang memakan organisme mati dan melepaskan zat-zat organik yang dihasilkan dari organisme itu ke rantai makanan.
Gambar 1. Rantai Makanan Pada Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar
1.3.2 Jaring-jaring Makanan Pada Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar
            Jaring-jaring makanan  adalah rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperti jaring-jaring. Jaringjaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya. Jaring makanan ini sangat kompleks dan rumit (Aryuliana, dkk 2006)
Peristiwa makan dan dimakan antar organisme dalam suatu ekosistem membentuk struktur tropik yang bertingkat-tingkat.
Setiap tingkat tropik merupakan kumpulan berbagai organisme dengan sumber makanan tertentu, yaitu :
  1. Tingkat tropik 1 adalah kelompok organisme autotrop yang disebut produsen. Contohnya tumbuhan hijau dan fitoplankton.
  2. Tingkat tropik 2 adalah kelompok organisme heterotrop yang disebut konsumen primer, yaitu organisme pemakan tumbuhan (herbivor)
  3. Tingkat tropik 3 adalah konsumen sekunder, yaitu organisme pemakan herbivor ( disebut karnovor kecil)
  4. Tingkat tropik 3 adalah konsumen tersier, yaitu organiseme pemakan karnivor kecil )disebut karnivor besar)

Gambar 2. Jaring – Jaring Makanan Pada Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar
1.3.3 Piramida Biomassa
Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistik dapat disajikan dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan.
Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram. Untuk menghindari kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem. 
Gambar 3. Piramida Biomassa
1.3.4 Piramida Makanan
Piramida makanan adalah suatu piramida yang menggambarkan perbandingan komposisi jumlah biomassa dan energi dari produsen sampai konsumen puncak dalam suatu  ekosistem. Dalam ekosistem yang seimbang jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen tingkat I, jumlah konsumen tingkat II lebih banyak daripada konsumen tingkat III, demikian seterusnya. Hal ini disebabkan oleh hilangnya energi pada setiap tingkatan makanan. Jika rantai makanan digambarkan dari produsen sampai konsumen tingkat tinggi, maka akan terbentuk suatu piramida makanan.
            Pada rantai makanan telah kita ketahui bahwa tingkat tropik yang terdiri atas produsen, konsumen tingkat I, konsumen tingkat II, dan seterusnya. Produsen yang bersifat autotrof selalu menempati tingkatan tropik utama, herbivora menempati tingkat tropik kedua, karnivora menduduki tingkat tropik ketiga, dan seterusnya. Setiap perpindahan energi dari satu tingkat tropik ke tingkat tropik berikutnya akan terjadi pelepasan sebagian energi berupa panas sehingga jumlah energi pada rantai makanan untuk tingkat tropik yang semakin tinggi, jumlahnya semakin sedikit.

          Gambar 4. Piramida Makanan











BAB 2
EKOSISTEM HUTAN DAN RAWA AIR TAWAR DI DESA TASIK SERAI TIMUR KECAMATAN PINGGIR KABUPATEN BENGKALIS
2.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Ekosistem
Wilayah Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (CB-GSK-BB) secara astronomis berada diantara 101º11’ - 102º10’ Bujur Timur dan 00º44’ - 01º11’ Lintang Utara. Batas sebelah selatan dan timur adalah batas alam jembatan Sungai Mandau di Balai Pungut ke hilir sampai Teluk Lancang di Sungai Siak sampai muaranya di Selat Panjang








Sumber :http:///IPB-lapotan cagar biosfer.ac.id
Gambar 1. Lokasi Giam Siak Kecil – Bukit Batu
Batas sebelah utara adalah batas alam pantai Selat Bengkalis, serta batas sebelah barat adalah jalan antara Guntung sampai Duri hingga jembatan Balai Pungut di Sungai Mandau . Secara administratif CB-GSK-BB terletak di wilayah Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak (merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Bengkalis). Sebelum terjadi pemekaran, Kabupaten Bengkalis terdiri atas 9 (sembilan) kecamatan tetapi setelah adanya pemekaran, kabupaten ini hanya terdiri dari 5 (lima) kecamatan, yaitu: (1) Pinggir, (2) Bukit Batu, (3) Siak Kecil, (4) Mandau dan (5) Bengkalis. Sedangkan nama kecamatan yang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Siak adalah: (1) Siak, (2) Sungai Apit, (3) Minas dan (4) Sungai Mandau.
Lokasi Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Dan Bukit Batu sekitar 280 km dari kota pekan baru melalui jalan darat dengan jarak tempuh 6 jam butuh waktu yang cukup lama. lokasi itu merupakan daerah zona transisi, terdapat 9 desa sekitar cagar biosfer bukit batu antara lain : D. Buruk Bakul, D. Bukit Batu, D. Sukajadi, D. Temiyang, D. Parit api, D. Tenggayun, D. Sepahat, D. Tanjung leban dan D. Pelintung. disini budaya melayu sangat kental dengan tetap menjaga nilai-nilai islami karena mayioritas bragama muslim.
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Dan Bukit Batu, termasuk kawasan yang memiliki karakteristik hamparan rawa gambut dialiri oleh dua sungai, Bukit Batu dan Siak Kecil.Kawasan ini telah mendapat sertifikasi dari Program MAB - UNESCO pada tanggal 26 May 2009, artinya Dunia internasional telah mengakui adanya Cagar Biosfer baru di indonesia, kemudian peresmian oleh Menteri Kehutanan MS. Kaban pada tanggal 1 juli 2009, Pekanbaru – Riau.
Berdasarkan Proposal Management Plan CB-GSK-BB (MAB Indonesia 2008), luas areal CB-GSK-BB sekitar 705.271 ha yang terbagi dalam wilayah Kabupaten Bengkalis sekitar 70% dan Kabupaten Siak sekitar 30% . Khusus untuk area inti seluas ±178.722 ha, yang masuk dalam wilayah Kabupaten Bengkalis 121.963 ha (68%) dan Kabupaten Siak 56.759 ha (32%). Luas kawasan berdasarkan zonasinya terbagi dalam area inti, penyangga dan transisi. Berikut penjelasan luasan zonasi dengan status lahannya.
a. Area Inti (Core Area)
Area inti memiliki luas sekitar 178.722 ha (25%), merupakan perpaduan antara hutan konservasi dan hutan produksi alam yang tidak dikonversi. Kawasan hutan penyusun area inti CB-GSK-BB terdiri dari Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil seluas sekitar 84.967 ha, Suaka Margasatwa Bukit Batu seluas sekitar 21.500 ha, dan areal hutan produksi kelompok usaha Sinar Mas Forestry dengan luas sekitar 72.255 ha (PT. Dexter Timber Perkasa Indonesia 31.475 ha, PT. Satria Perkasa Agung 23.383 ha, PT Sekato Pratama Makmur 12.302 ha, dan PT. Bukit Batu Hutani Alam 5.095 ha). 
Sumber Dokumentasi Biologi 6D 2013

Gambar 2. Zona Cagar Biosfer Giam Siak Kecil – Bukit Batu

b. Zona Penyangga (Buffer Zone)
Zona penyangga memiliki luas sekitar 222.425 ha (32%), sebagian besar terdiri atas hutan tanaman industri dan sebagian kecil lahan lainnya. Zona penyangga dengan luas sekitar 195.259 ha ini mencakup areal hutan tanaman industri (HTI) kelompok usaha Sinar Mas Forestry, yaitu : PT. Arara Abadi, PT. Balai Kayang Mandiri, PT. Bukit Batu Hutani Alam, PT. Riau Abadi Lestari, PT. Sakato Pratama Makmur, PT. Satria Perkasa Agung dan sebagian kecil areal non Sinar Mas Forestry.

c. Area Transisi (Transition Area)
Wilayah area transisi memiliki luas sekitar 304.123 ha (43%). Sebagian besar adalah lahan non konsesi hutan dan sebagian kecil areal hutan tanaman Sinar Mas Forestry seluas sekitar 5.665 ha. Area transisi di sebelah selatan dan timur dibatasi oleh batas alam Sungai Mandau-Sungai Siak sampai muaranya di Selat Panjang, sebelah utara adalah batas alam pantai Selat Bengkalis serta sebelah barat dibatasi oleh jalan antara Guntung sampai Duri hingga jembatan Sungai Mandau di Balai Pungut.
2.1.1        Lokasi Hutan Rawa Air Tawar
Kawasan hutan penyusun area inti CB-GSK-BB terdiri dari Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil seluas sekitar 84.967 ha, Suaka Margasatwa Bukit Batu seluas sekitar 21.500 ha, dan areal hutan produksi kelompok usaha Sinar Mas Forestry dengan luas sekitar 72.255 ha (PT. Dexter Timber Perkasa Indonesia 31.475 ha, PT. Satria Perkasa Agung 23.383 ha, PT Sekato Pratama Makmur 12.302 ha, dan PT. Bukit Batu Hutani Alam 5.095 ha).
CG-GSK-BB menjadi khas karena Hutan Rawa Gambut yang tiada duanya di dunia ini, agak berbeda kekhasannya dengan Hutan Gambut Semenanjung Kampar (dengan sedikit rawa). Kekhasan lainnya adalah CG-GSK-BB ini diinisiasi oleh pihak swasta yang bekerjasama dengan pemerintah melalui BBKSDA (Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam). Di kawasan ini, nama Grup Sinar Mas cukup membaik karena grup perusahaan inilah yang menginisiasi dari pihak swasta. Tetapi untuk kawasan lainnya, nama Grup Sinar Mas cukup mengkhawatirkan karena terjadinya perluasan perkebunan sawitnya yang tidak wajar (investigasi Greenpeace).
2.1.2        Pemanfaatan Ekosistem Hutan Rawa Air Rawa
Hutan Rawa Air Tawar memiliki banyak manfaat bagi masyarakat setempat serta  bagi hewan – hewan atau satwa yang hidup disekitar hutan rawa air tawar. Adapun Manfaat hutan rawa air tawar sebagai berikut:
  1.  Sebagai Cagar Alam Biosfer
  2.  Mempengaruhi iklim meso bagi daerah
  3.  Sumber Cadangan Air
  4. Memberikan Nilai Ekonomis
  5. Penyerapan karbon
2.2      Keanekaragaman Hayati Ekosistem Hutan Air Tawar
2.2.1 keanekaragaman flora
Lokasi Cagar Biosfer yang akan di kunjungi yaitu Suaka Margasatwa Bukit Batu atau masyarakat setempat menyebutnya dengan Hutan Sungai Bukit Batu, ini merupakan bagian areal inti dari landscape Cagar Biosfer Keanekaragaman Hayati Suaka Margasatwa Bukit Batu dari hasil survey LIPI menunjukan terdapat bermacam jenis pohon berkayu di areal inti seperti kempas (Koompasia malacensis), Meranti batu (Shorea uliginosa), Meranti bunga (Shorea teymanniana) Punak (Tetrameristra glabra), Durian burung (Durio carinatus), Bintangur (Calophyllum soulatri) ), Ramin (Gonystilus bancanus ) protected, kantong semar (Nephentes spp).
Studi struktur dan komposisi flora di area inti CB-GSK-BB dilakukan oleh LIPI pada tahun 2007. LIPI (2008a) melaporkan sedikitnya terdapat 189 jenis tumbuhan yang tergolong dalam 113 marga dan 59 suku. Jumlah tersebut termasuk 3 jenis dari kelompok tumbuhan paku (Pteridophyta) yaitu paku sarang burung (Asplenium nidus), paku pedang (Nephrolepis radicans) dan paku udang (Stenochlaena palustris). Sisanya sebanyak 186 jenis termasuk dalam tumbuhan berbunga (Spermatophyta) yang tergolong dalam 110 marga dan 56 suku.
Berdasarkan kondisi fisik dan sifat hidupnya, sebagian besar jenis tumbuhan tergolong dalam kelompok pepohonan sebanyak 166 jenis, semak dan belukar 20 jenis serta liana hanya 3 jenis. Kelompok epifit hanya 5 jenis yang umumnya adalah jenis anggrek. Anggrek biasa tumbuh di media gambut pada lokasi terbuka pinggir kanal.
Adapun tumbuhan penyususun ekosistem rawa air tawar dan hutan rawa air tawar:
1.Pandan (Pandanaceae)
Nama setempat
:
Pandan,asau
Deskripsi umum
:
Pohon dapat mencapai ketinggian hingga 3-5m
Daun
:
Daunnya mempunyai besar 2-3m, lebar 8-12 cm, daun segi tiga lancip, tepi daun dan ibu tulang daun bagian bawah berduri, tekstur daun berlilin, berwarna hijau muda atau tua.
Bunga
:
Bunga jantan dan betina terdapat pada tumbuhan yang berbeda ,letak di ujung, benang sari banyak, formasi paying
Buah
:
Buah letaknya terminal atau lateral. Buahnya tersusun dalam karangan berbentuk membulat, seperti buah durian yang letaknya terminal atau lateral, soliter atau berbentuk bulir.
Ekologi           
:
Tumbuhan pada habitat dengan subtrat berpasir
Penyebaran     
:
terdapat  di seluruh Indonesia
Manfaat          
:
sebagai tanaman hias dan bias dibuat tikar








Sumber Dokumentasi Biologi 6B2014
Gambar 3.  Pandanace
2.      Trembusu

Nama setempat
:
Trambusu
Deskripsi umum
:
Bercabang banyak dan tinggi pohon bisa mencapai lebih dari 20 meter, dengan diameter batang pohon hingga 100 cm.
Daun
:
Permukaan licin, bentuk jorong dan pinggir daun rata
Bunga
:
Memiliki mahkota kecil, dan benang sari melingkar.
Buah
:
Buahnya berbentuk bulat berwarna hijau hingga kekuningan dengan diameter 2,5 - 3 Cm, menggantung pada tangkai buah. Buahnya akan jatuh bila telah masak
Ekologi           
:
Umumnya tumbuh pada hutan dataran rendah, bahkan ada pula jenis yang tumbuh dekat laut.
Penyebaran     
:
Seluruh daratan indonesia yang berpasir
Manfaat          
:
Tanaman ini mempunyai fungsi perlindungan ekosistem daratan dan perairan seperti menahan abrasi, pengendali intrusi air, dan memelihara kualitas air terutama air . Manfaat ekonomis antara lain sebagai penghasil kayu untuk bahan konstruksi dan sebagai sumber bahan baku energi alternatif, mengingat biji tanaman ini memiliki kandungan minyak yang dapat digunakan sebagai bahan bakar nabati.















Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar 4. Trembusu

3.      Kayu putih (Malaleuca leucadendra)
Nama setempat
:
Gelam (Sunda, Jawa), ghelam (Madura), inggolom (Batak), Gelam, kayu gelang, kayu putih (Melayu), bru galang, Waru gelang (Sulawesi), nggielak, ngelak (Roti), lren, sakelan (Piru), irano (Amahai), ai kelane (Hila), irono (Haruku).
Deskripsi umum
:
Pohon, tinggi 10-20 m, kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan kulit yang terkelupas tidak beraturan. Batang pohonnya tidak terlalu besar, dengan percabangan yang menggantung kebawah
Daun
:
Daun tunggal, agak tebal seperti kulit, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun berbentuk jorong atau lanset, panjang 4,5-15 cm, lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata, tulang daun hampir sejajar. Permukaan daun berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan, Daun bila diremas atau dimemarkan berbau minyak kayu putih.

Bunga
:
Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota warna putih, kepala putik berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan
Buah
:
Buah panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm, warnanya coklat muda sampai coklat tua. Bijinya halus, sangat ringan seperti sekam, berwarna kuning. Buahnya sebagai obat tradisional disebut merica bolong
Ekologi           
:
Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpi., dapat tumbuh di dekat pantai di belakang hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah.
Penyebaran     
:
Tumbuh yang baik di Indonesia bagian timur dan Australia bagian utara
Manfaat          
:
Dimanfaatkan sebagai sumber minyak kayu putih. Minyak dari pohon ini memberikan kehangatan dan memiliki bau yang khas. Kulit pohon kayu putih memiliki rasa tawar dan netral, biasa digunakan sebagai penenang. Daunnya pedas, kelat dan hangat, berkhasiat untuk menghilangkan rasa sakit (analgetik), peluruh keringat (diaporetik), antirematik, peluruh platus (karminatif), pereda kolik (spasmolitik). Buahnya berbau aromatis dan pedas, mampu meningkatkan nafsu makan (stomatik), dan obat sakit perut.






Sumber : http://wikipidea.c
Gambar 5. Malaleuca leucadendra

Cucup
Nama setempat
:
Cucup
Deskripsi umum
:
Batang sekitar 30 cm, dapat hidup dia air dan di darat, bentuk daun sperti jarum, bunga bulir
Daun
:
Bentuk jarum
Bunga
:
Bunga bulir
Buah
:
Buah buni
Ekologi           
:
Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpi., dapat tumbuh di dekat pantai di belakang hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah.
Penyebaran     
:
Biasanya terdapat dilingkungan rawa air tawar
Manfaat          
:
Dapat digunakan untuk bahan pembuatan tikar

 

                                                                       
 Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar 6: cucup Sp


Sawit (elaeis guineensis)
Nama setempat
:
Sawit
Deskripsi umum
:
Termasuk dalam palmae, tinggi pohonnya sampai 2 m, bunga bentuk tandan, buah bentuk tandan.
Daun
:
.berbentuk sirip
Bunga
:
Bunga tandan
Buah
:
Buah bentuk tandan
Ekologi           
:
Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah atau dataran tinggi sampai 400 m dpi,di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah.
Penyebaran     
:
Tumbuh yang baik di Indonesia bagian barat, Malaysia  dan Australia
Manfaat          
:
Sebagai sumber bahan pokok pembuatan minyak, sumber ekonomi masyarakat




                                                                                                Sumber Dokumentasi Biologi 6B  2014
Gambar 7: sawit
2.2.2 Keanekaragaman Fauna
Ekosistem hutan rawa air tawar mempunyai variasi kekayaan jenis fauna tersendiri.
1.        Mamalia
Banyak jenis kelompok mamalia yang kurang menyenangi tingginya permukaan air yang selalu menggenang selama musim hujan dan pasang naik pada rawa air tawar, kecuali berang-berang (Lutra sumatrana) yang memang lebih banyak hidup di perairan. LIPI (2008) melaporkan kelompok mamalia besar yang pernah ditemui diantaranya adalah babi ,rusa,kelinci,kancil,gajah,teringgiling  ini sudh hampir punah.. desa tasi serai,kec.begkalis.

2.        Unggas
Kawasan lansekap Siak Kecil mempunyai kekayan jenis burung yang tinggi. Menurut laporan Wetlands International tidak kurang dari 156 jenis burung memanfaatkan daerah ini. Dua diantaranya merupakan jenis yang tergolong langka, yaitu bangau storm (Ciconia stormi) dan anggung  . Terdapat 17 jenis yang terdaftar dalam Appendix II CITES diantaranya adalah elang-alap cina (Accipiter soloensis), elang-alap jambul (Accipiter trivirgatus), elang-alap jepang (Accipiter gularis), kangkareng perut putih (Anthracoceros albirostris) dan elang brontok (Spizaetus cirrhatus).

Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Bangau - Elang_brontok

Gambar 11. Bangau storm (Ciconia stormi) & Elang brontok (Spizaetus cirrhatus)







3.        Amfibi Dan Reptil
Keanekaragaman jenis amfibia dan reptilia tergolong tidak tinggi. Studi awal amfibia oleh LIPI (2008) menunjukan bahwa jumlah jenisnya hanya 11 jenis, kodok buduk (Pseudobufo subasper) adalah yang paling dominan di area inti CB-GSK-BB. Jumlah reptilia terdapat 9 jenis ular dari 133 jenis dan 3 jenis kadal dari 73 jenis yang terdapat di Sumatera. Beberapa jenis reptilia yang ditemukan diantaranya adalah ular air,labi-labi (Amyda cartilaginea), kura – kura  dan buaya senyulong (Tomistoma schlegelii).
  





















Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/kodok buduk- buaya,kura-kura

Gambar 12. Kodo Buduk (Pseudobufo subasper), Buaya Senyulong (Tomistoma schlegelii), kura-kura

4.        Pisces
Kelompok ikan, ditemukan 30 jenis yang sebagian besar tergolong ikan rawa gambut dan hanya beberapa jenis yang juga mampu hidup di perairan umum non-gambut. Hampir semua jenis ikan yang terdapat di daerah ini adalah jenis ikan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Beberapa diantaranya adalah ikan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, yaitu tapah (Wallago attu), toman (Channa sp.), kepar (Ballontia hasseltii), slays (Kryptopterus macrocephalus) dan sejenis mujair (Helostoma temminckii). Selain jenis ikan konsumsi, ada beberapa jenis yang merupakan ikan hias diantaranya dari genus Rasbora.
Kelompok fauna yang belum banyak diinventarisasi adalah kelompok crustacea dan mollusca serta insecta. Tetapi pada umumnya didaerah rawa kelompok crustacean  seperti udang dan remis sangat melimpah di ekosistem hutan rawa air tawar.
Sumber: http//www.google.com/html
Gambar: ikan gabus




2.3 Jaring-Jaring Makanan Ekosistem Hutan Air Tawar
Rantai makanan adalah perjalanan makan dan dimakan dengan urutan tertentu antara mahluk hidup. Selanjtnya ketika rantai – rantai makanan tersebut saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehinga membentuk seperti jaring – jaring makanan. Jaring – jaring makanan terjadi karena setiap jenis mahluk hidup tak hanya memakan satu jenis mahluk hidup lainnya.
           Dalam jaring – jaring makanan terdapat aliran energi. Peristiwa terjadinya pemindahan energi terjadi melalui proses makan memakan didalam suatu rantai makanan dan jaring – jaring makanan. Namun untuk jaring – jaring makanan terjadi pada tingkatan yang kompleks. Jarring – jarring makanan ini tersusun oleh beberapa rantai makanan yang berhubungan. Aliran energi mulai dari produsen hingga konsumen, jumlah ahkirnya tak sama.
            Pada rawa air tawar , yang menjadi produsen adalah fitoplankton. Fitoplankton merupakan organisme yang berukuran renik, sekitar 1μm-200μm, sebagian besar terdiri dari alga (ganggang) bersel tunggal yang berukuran renik,ada juga yang berbentuk koloni (Ahmad Mudjiman, 2004) Fitoplankton memegang peranan yang sangat penting dalam ekosistem perairan karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis. Proses fotosintesis pada air yang dilakukan oleh fitoplankton (produsen) merupakan sumber nutrisi utama bagi organisme air lainnya yang berperan sebagai konsumen. Konsumen I adalah zooplankton,untuk konsumen II adalah ikan – ikan kecil , selanjutnya konsumen III bisa berupa ikan besar atau burung pemangsa ikan.
2.4.Interaksi Antar Tumbuhan pada Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar
Suatu ekosistem akan terjadi interaksi antara komponen biotik dan abiotik. Hubungan antara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energy pad sistem tersebut. Dari pola interaksi yang dibangun oleh komponen-komponen yang ada di dalamnya. Komponen tersebut, baik itu abiotik dan biotik, saling terkait satu sama lainnya. Masing-masing komponen tak bisa berdiri secara sendiri-sendiri sehingga pada akhirnya membentuk sebuah kesatuan harmoni. Interaksi dalam ekosistem ini pada akhirnya akan melibatkan beberapa pola yakni interaksi antar-individu atau antar-organisme, interaksi antar-populasi serta interaksi antar-komunitas. Interaksi yang seimbang dan selaras akan berujung pada keseimbangan ekosistem yang menghasilkan harmoni.
2.4.1 Interaksi Antar Organisme
Memahami interaksi dalam ekosistem harus dimulai dari pengamatan terhadap interaksi antara individu yang satu dengan individu lainnya atau organisme yang satu dengan organisme lainnya. Interaksi ini adalah suatu hal yang mutlak sebab suatu individu tak akan pernah lepas dari individu lainnya. Interaksi antar-individu tersebut bisa dengan mudah dijumpai di dalam sebuah populasi atau suatu komunitas. Untuk memudahkan pemahaman, maka interaksi antar-individu tersebut dibagi ke dalam beberapa dua kelompok yakni:
1.      Netralisme
Hubungan tidak saling menggangu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan ataupun merugikan kedua belah pihak. Contoh: antara capung dengan rumput
   








  Sumber : https://www.google.com/search?q
Gambar 20 . Hubungan Netralisme
2.      Simbiosis
Simbiosis ini diartikan sebagai suatu pola hubungan bersama antara dua mahluk hidup yang berbeda jenis. Simbiosis ini kemudian dibagi lagi ke dalam tiga kelompok, antara lain:
a. Simbiosis mutualisme.
            Hubungan ini adalah jenis hubungan dimana dua makhluk hidup yang berbeda tersebut saling diuntungkan. Contoh simbiosis mutualisme adalah hubungan di antara bunga dan lebah, burung jalak dan juga badak dan masih banyak lagi lainnya.Hubungan antara bunga malaleuca dan lebah misalnya, keduanya mendapatkan keuntungan dimana lebah mendapatkan madu bunga sekaligus membantu bunga dalam melakukan penyerbukan
Contoh: burung gereja yang memakan biji dari pohon trembusu









b.Simbiosis Paratisme.           
Hubungan ini melibatkan dua mahluk hidup berbeda jenis dimana tercipta hubungan yang menguntungkan dan merugikan. Mahluk hidup yang dirugikan disebut inang dan yang mendapat keuntungan disebut dengan parasit. Contoh hubungan ini adalah ulat dengan tanaman .











c. Simbiosis Komensialisme.
      Hubungan yang satu ini melibatkan dua mahluk hidup yang berbeda dimana yang satu diuntungkan dan yang lainnya tidak dirugikan. Contoh hubungan ini adalah tanaman anggrek dan pohon tempat ia hidup, ikan hiu dengan ikan remora dan masih banyak lagi lainnya.
                       






                                                Sumber Dokumentasi Biologi 6D 2013
Gambar 21. Tanaman Kantung Semar Yang Melilit Tanaman Pandan


3.   Predatorisme
      Adalah suatu hubungan dimana makhluk hidup yang satu memangsa makhluk hidup lainnya. Contoh hubungan ini adalah buaya memangsa ikan – ikan  atau burung elang yang memangsa ular dan masih banyak lagi lainnya.























Sumber : http//indonesiaindonesia.com

Gambar 20. Buaya Memangsa Ikan


2.4.2        Interaksi Antar Populasi  
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya (Elfis,2006).Contoh interaksi antar populasi adalah sebagai berikut :
1.      Alelopati merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.Contoh: Pohon walnut yang jarang ditumbuhi tanaman lainnya di sekitar ia tumbuh sebab ia menghasilkan zat yang bersifat racun atau toksik. Pola hubungan ini disebut juga dengan nama anabiosa.
2.      Kompetisi merupakan interaksi antar populasi, bila antar populasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh persaingan antara buaya , ular rawa dan burung pemangsa ikan dalam mendapatkan ikan pada perairan rawa air tawar.


2.4.3  Interaksi Antar Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda disutu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas hutan dan rawa air tawar. Komunitas hutan disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya : beruang, babi, burung, ular, dan gulma. Komunitas rawa air tawar terdiri dari ikan, udang, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas hutan dan rawa air tawar terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.
Contoh interaksi yang dapat kami amati pada ekosistem hutan rawa air tawar pada daerah Giam Siak Kecil yaitu populasi kayu gelam dengan pandan, kayu gelam dengan alang – alang, dll. Interaksi yang ditunjukkan adalah kompetisi dalam memperoleh energi. Selain itu terjadi juga interaksi makan dan dimakan, antara burung dan ikan, buaya dan ikan , dll
2.5. Hubungan Antara Komponen Abiotik dan Biotik
Keberadaan komponen abiotik dalam ekosistem sangat mempengaruhi komponen biotik. Misalnya : tumbuhan dapat hidup baik apabila lingkungan memberikan unsur-unsur yang dibutuhkan tumbuhan tersebut, contohnya air, udara, cahaya, dan garam–garam mineral. Begitu juga sebaliknya komponen biotik sangat mempengaruhi komponen abiotik yaitu tumbuhan yang ada di hutan sangat mempengaruhi keberadaan air, sehingga mata air dapat bertahan, tanah menjadi subur. Tetapi apabila tidak ada tumbuhan, air tidak dapat tertahan sehingga dapat menyebabkan tanah longsor dan menjadi tandus. Komponen abiotik yang tidak tergantung dengan biotik antara lain: gaya grafitasi, matahari, tekanan udara

1.      Komponen Abiotik
Abiotik adalah semua benda yang tak hidup yang terdapat dalam suatu ekosistem. Misalnya air, tanah, batu, pasir, udara, cahaya, suhu, dan gaya tarik bumi.
a.Tanah
Tanah berperan penting bagi tumbuhan, hewan, dan manusia, sebagai tempat tumbuh dan hidupnya tanaman, melakukan aktivitas kehidupan, tempat berlindungnya hewan tertentu seperti tikus dan serangga, serta sumber nutrisi bagi tanaman. Kondisi tanah ditentukan oleh derajat keasaman (pH) tanah, tekstur atau komposisi tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah terhadap penyerapan air, garam mineral dan nutrisi yang sangat penting bagi tanaman.
Tanah pada ekosistem rawa pada umumnya adalah tanah organosol. Tanah organosol adalah tanah yang terbentuk dari bahan induk yang  di dalamnya terkandung bahan organik dan tanah rawa.Jenis tanah organosol pada ekosistem hutan rawa air tawar adalah tanah gambu. Tanah ini dihasilkan dari proses pembusukan yang kurang sempurna dari tumbuhan yang berada di daerah yang selalu tergenang oleh air seperti rawa. Berikut ini adalah karakteristik dari tanah gambut :
·         Kandungan bahan organik yan tinggi karena berasal dari sisa tanaman mati dalam keadaan penggenangan permanen
·         Kadar hara makro tidak seimbang
·         Kadar hara mikro sangat rendah
·         Daya menahan air sangat besar dan jika mengalami pengeringan tanah mengalami pengerutan
·         Jika dilakukan pembuangan air (drainase) permukaan tanah akan mengalami penurunan













Sumber Dokumentasi Biologi 6b2014
Gambar 13. Kondisi Tanah Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar

Sedangkan menurut (Mulyadi dalam Majid, 2010) mengatakan bahwa tanah merupakan suatu sistem yang ada dalam suatu keseimbangan yang dinamis dengan lingkungannya. Tanah tersusun dari 5 komponen yaitu :
1.      Partikel mineral, berupa fraksi organik. Perombakan dari bahan – bahan bebatuan dan anorganik yang ada di permukaan bumi
2.      Bahan organik
3.      Air
4.      Udara tanah, dan
5.      Kehidupan jasad renik
Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah. Tekstur tanah berkaitan dengan kemampuan tanah untuk menahan air dan juga reaksi kimia tanah.Contohnya, tanah dengan tekstur dominan pasir cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman.Sehingga akan merugikan bagi tumbahan karena nutrisi yang di butuhkan agar pertumbuhannya dapat maksimum tidak didapati.  Struktur tanah terbentuk melalui agregasi berbagai partikel tanah yang menghasilkan bentuk/susunan tertentu pada tanah. Struktur tanah juga menentukan ukuran dan jumlah rongga antar partikel tanah yang mempengaruhi pergerakan air,udara,akar tumbuhan,dan organisme tanah.
 Tanah mengandung berbagai macam unsur-unsur makro maupun mikro yang berguna bagi tanaman. Dengan struktur tanah yang mantap (terdapat bahan organik yang cukup, mikroorganisme yang menguntungkan satu sama lain, dan pori-pori tanah cukup baik), maka aerasi (pertukaran O2, CO2, maupun gas-gas lainnya di dalam tanah) akan mampu mencukupi kebutuhan tanaman terhadap unsur-unsur tersebut. Sehingga, tanaman mampu melakukan proses metabolisme dengan baik.
Menurut Kemas Ali Hanafiah, tanah pada masa kini sebagai media tumbuh tanaman didefinisikan sebagai “lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh-berkembangnya perakaran penompang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain) dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan (Dasar-dasar ilmu tanah, 2009)”.
Atas dasar definisi ini maka tanah sebagai media tumbuh mempunyai empat fungsi utama, yaitu :
1.      Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang mempunyai dua peran utama, yaitu :
a.     Penyokong tegak tumbuhnya trubus (bagian atas) tanaman
b.    Sebagai penyerap zat-zat yang dibutuhkan tetanaman
2.      Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktivitas metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk berproduksi, meliputi air, udara dan unsur-unsur hara
3.      Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi dalam menunjang aktivitasnya supaya berlangsung optimum, meliputi zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota terutama mikroflora tanah seperti :.
a.       Zat-zat pemacu tumbuh (hormone, vitamin dan asam-asam organic
khas)
b.      Antibiotik dan toksin yang berfungsi sebagai anti hama-penyakit tanaman di dalam tanah dan
c.       Senyawa-senyawa atau enzim yang berfungsi dalam penyediaan kebutuhan primer tersebut atau transformasi zat-zat toksik eksternal seperti pestisida dan limbah industry berbahaya
4.      Habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negative karena merupakan hama-penyakit tanaman.
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan dilihat dari tekstur pada ekosistem hutan rawa air tawar di desa Tasik Serai Timur , keadaan tanah pada rawa merupakan tanah lumpur berwarna hitam kecoklatan. Tanah seperti ini biasanya memiliki kandungan bahan organik yang tingggi di dalam tanahnya. Sedangkan keadaan tanah khusus pada hutan rawa air tawarnya, tanah  ditutupi oleh lapisan yang berasal dari pembusukan sisa makhluk hidup dan  hasil dari pelapukan pohon- pohon yang sudah puluhan tahun, dan sampah – sampah dedaunan pada pohon sekitar . Sehingga tanah pada hutan mengandung banyak bahan mineral dan bahan organik yang dimanfaatkan oleh tumbuhan sekitar sebagai sumber nutrisi, dan digunakan oleh berbagai macam hewan sebagai habitatnya.
Berdasarakan kriteria penilian kesuburan tanah menurut pusat penelitian tanah (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat,1993) di desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir Kabupaten Siak tahun 2013 diperoleh data sebagai berikut :



Tabel 1. Kriteria Penilaian Kesuburan Tanah Menurut Pusat Penelitian Tanah (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat,1993)

Ciri – Ciri Tanah
Tingkatan
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
C – organic (%)
> 1,00
1,00 – 2,00
2,01-3,00
3,01- 5,00
>  5,00
N – total ( %)
a.       Mineral
b.      Gambut

> 0,10

0,10-0,20
< 0,80

0,21 – 0,50
0, 80 -2,50

0,51 – 0,75
> 2,50

> 0,75
Rasio C/N
< 5
5-10
11-15
16-25
>25
P205 Bray 1 (ppm)
< 10
10-15
16-25
26-35
> 35
K (me/100 g)
< 0,10
0,10-0,20
0,30- 0,50
0,60-1,00
>1,00
Na  (me/100 g)
< 0,10
0,10-0,30
0,40-0,70
0,80-1.00
> 1,00
Mg (me/100 g)
< 0,40
0,40-1,00
1,10-2,00
2,10-8,00
>8,0
Ca (me/100 g)
< 2
2-5
6-10
11-20
>20
KTK (me/100 g)
< 5
5-16
17-24
25-40
>40
Kejenuhan Basa (%)
< 20
20-35
36-50
51-70
>70
Kadar Abu (%)
-
< 5
5-10
> 10
-

Sangat Masam
Masam
Agak Masam
Netral
Agak Alkalis
Alkalis
pH (H2O)
a.       Mineral

< 4,5

4,5 -5,5

5,6-6,5

6,6-7,5

7,6-8,5

>8,5

Sangat Masam
Sedang
Tinggi
pH (H2O)
b.      Gambut

< 4,40

4-5

> 5











            Dari hasil analisis agregat tanah pada Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar di desa Tasik Serai Timur Kecamatan PinggIr Kabupaten Siak tahun 2014  oleh Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Riau . Maka didapati hasil sebagai berikut :




Tabel 2. Kisaran Nilai dan Tingkat Penilian Analisis Agregat Kimia Tanah
Hutan Rawa Air Tawar Di desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir Kabupaten Siak

Sifat Kimia Tanah
Kedalaman Lapisan Contoh (Cm)
0-30
30-60
Nilai
Peringkat
Nilai
Peringkat
pH (H2O)
5,0-5,5
S
5,0-5,8
S
C – organik (%)
33,36-55,31
ST
19,38 – 55,56
ST
N – total (%)
0,68 -1,35
SR – S
0,38 – 0,93
SR – S
P2O5 Bray 1(ppm)
13,5-13,6
R
13,0 – 16,
R
Ca (me/100 g)
3,01- 7,31
R – S
1,37 – 3,69
SR – R
Mg (me/100 g)
1,13 -1,55
S
0,91 – 1,51
R – S
K (me/100 g)
0,30 - 1,55
S – ST
0,55 – 0,73
S – T
Na (me/100 g)
0,98 – 3,63
T – ST
0,98 – 1,73
T –ST
Total Basa (me/100 g)
7,19 – 10,05

5,03 – 5,33

KTK (me/100 g)
68,5 – 151,6
ST
67,5 -177,8
ST
Kejenuhan Basa (%)
5,7 – 15,7
SR
3,9 – 7,5
SR
Kadar Abu (%)
33,06 – 61,71
ST
31,65 – 66,83
ST
Kadar Air Lapang (%)
181,6 – 535,6

183,5 – 553,3

Kadar Air Tanah (%)
137,6 -336,9

89,3 – 303,3


Kterangan :
SM = Sangat masam                   T = Tinggi                                R = Rendah
ST = Sangat tinggi                      S = Sedang                             SR = Sangat rendah


b.Air
            Semua organisme hidup tidak dapat lepas dari ketergantungannya terhadap air. Air diperlukan organisme dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhannya, tergantung dari kemampuannya menghemat penggunaan air. Organisme yang hidup pada habitat kering umumnya memiliki cara penghematan air dan jika tidak
mampu mempertahanka diri maka akan mati. Keadaan air sangat ditentukan oleh
faktor-faktor berikut:
1.Salinitas atau kadar garam
Salinitas atau kadar garam bagi organisme yang hidup pada habitat air sangat   berpengaruh. Salinitas pada ekosistem hutan rawa air tawar termasuk kedalam kategori bersalinitas rendah yaitu sekitar 0 – 0,4 ppt, hal ini dikarenakan air sungai yang menyebabkan pasang surut pada rawa juga tidak memiliki kadar salinitas yang tinggi. Oleh karena itu dominasi tumbuhanyang hidup di sekitar rawa air tawar, adalah tanaman – tanaman yang tidak memiliki daya rentang yang tinggi terhadap salinitas.

2.Curah hujan
         Curah hujan mempengaruhi jenis organisme yang hidup pada suatu tempat.Jumlah, durasi, dan distribusi curah hujan merupakan faktor yang sangat penting. Karena selain air berasal dari sungai, air yang terdapat pada rawa bersumber dari hujan. Selanjutnya curah hujan juga akan mempengaruhi faktor lainnya seperti suhu dan kelembaban pada ekosistem rawa. Arus air mempengaruhi jenis hewan dan tumbuhan yang dapat hidup pada  habitat air tertentu. Selain itu arus air juga akan mempengaruhi nutrient yang terbawa sampai ke rawa yang akan mempengaruhi kesuburan, keberagaman dan distribusi vegetasi pada rawa tersebut.

3.Suhu atau Temperatur Udara
Merupakan derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer, dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Alat yang biasa digunakan untuk mengukur suhu adalah Termometer. Tingkat penerimaan panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor , antara lain :
a. Sudut datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan bumi dengan arah datangnya sinar matahari.
b.Lama waktu penyinaran matahari
c. Keadaan muka bumi (daratan dan lautan )
d.            Banyak sedikitnya awan

Berdasarakan rekapitulasi data klimatologis sekunder dari CSR PT. IKPP/RGM Group di desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir Kabupaten Siak tahun 2014 diperoleh data sebagai berikut :


Tabel 3. Rata – Rata Intensitas Radiasi Matahari (Watt/m²)
No
Bulan
Radiasi Matahari (Watt/m²/menit)
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
1
April
32,9684
42,3124
49,3486
78,0328
92,8931
82,0290
82,0290
2
Mei
300,0468
314,83
56
316,84
98
335,4493
354,33
46
318,0550
318,05
50
3
Juni
318,0331
313,05
63
313,31
43
241,3313
331,94
63
335,92
41
335,92
41
4
Juli
98,9733
241,77
33
241,62
41
241,6431
334,56
35
241,56
33
241,56
33
5
Agustus
83,9870
89,9954
303,03
40
331,3053
331,33
04
241,03
14
241,03
14
6
September
74,7663
78,3315
98,7733
330,4313
331,576
33587
75
335,87
75
7
Oktober
56,3183
67,9933
89,0316
304,7854
331,99
30
241,88
93
241,88
93
8
November
45,7888
54,7453
73,8893
93,9241
303,88
33
98,9834
98,9834
9
Desember
83,8870
88,8854
303,03
40
331,3053
331,33
04
241,03
14
241,03
14
10
Januari
74,7663
78,3315
88,7733
330,4313
331,55
76
335,87
75
335,87
75
11
Februari
56,3183
67,8833
88,0316
304,7854
331,88
30
241,88
83
241,88
83
12
Maret
45,7888
54,7543
73,8883
83,8241
303,88
33
88,8834
88,8834

Tabel 4. Rata – Rata Suhu Udara Harian (ºC)
No
Bulan
Suhu Udara Harian (ºC)
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
1
April
29,7
30,6
31,6
31,5
31,9
31,7
31,7
2
Mei
29,3
30,7
31,5
31,7
31,3
31,9
31,9
3
Juni
29,3
30,4
31,6
30,6
30,3
31,7
31,3
4
Juli
29,4
30,9
31,9
30,5
30,4
30,3
31,7
5
Agustus
29,5
30,3
31,9
30,6
30,3
31,8
31,8
6
September
29,7
30,8
31,7
30,4
31,8
31,3
31,
7
Oktober
29,4
30,3
31,7
30,3
31,7
31,3
31,3
8
November
29,3
30,3
31,4
31,6
31,3
31,5
31,9
9
Desember
29,5
30,3
31,9
30,6
30,3
31,8
31,8
10
Januari
29,7
30,8
31,7
30,4
31,9
31,3
31,6
11
Februari
29,4
30,3
31,7
30,3
31,7
31,3
31,3
12
Maret
29,3
30,3
31,4
31,6
31,3
31,5
31,9
4.Kelembaban Udara
Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang tergandung di dalam udara. Kandungan uap air akan meningkat, jika banyak air yang berubah dari bentuk cair ke bentuk gas. Proses ini dapat terjadi jika ada masukan energi. Sumber energi utama yang dimanfaatkan dalam proses penguapan air ini adalah radiasi matahari. Alat yang biasa digunakan untuk mengukur kelembaban udara pada suatu daerah disebut Hygrometer.
            Berdasarakan rekapitulasi data klimatologis sekunder dari CSR PT. IKPP/RGM Group di desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir Kabupaten Siak tahun 2014 diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 5. Rata – Rata Kelembaban Udara (%)
No
Bulan
                Kelembaban Udara (%)
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
1
April
88
84
83
75
76
75
75
2
Mei
85
83
83
73
73
73
73
3
Juni
89
88
85
73
73
75
77
4
Juli
80
88
85
73
73
73
73
5
Agustus
88
83
83
75
76
75
75
6
September
83
80
85
75
75
76
77
7
Oktober
84
83
85
75
75
75
79
8
November
85
83
80
79
75
75
79
9
Desember
80
88
85
73
73
73
73
10
Januari
88
83
83
75
76
75
75
11
Februari
83
80
85
75
75
76
77
12
Maret
84
83
85
75
75
75
79

5. Topografi
Merupakan variasi letak suatu tempat di permukaan bumi ditinjau pada ketinggian dari permukaan air laut, garis bujur, dan garis lintang. Perbedaan topografi menyebabkan jatuhnya cahaya matahari menjadi berbeda, menyebabkan suhu, kelembaban, dan tekanan udara maupun pencahayaan juga berbeda. Hal ini yang mempengaruhi persebaran organisme. Dari lokasi penelitian keadaan topografi lansekap Cagar Biosfer GSK-BB sebagian besar merupakan dataran dengan ketinggian dari 0-50 mdpl.

6.    Iklim
        Iklim merupakan kombinasi berbagai komponen abiotik pada suatu tempat, seperti kelembaban udara, suhu, cahaya, curah hujan dan lain-lain. Kombinasi abiotik ini berkaitan dengan kesuburan tanah dan komunitas tumbuhan pada suatu tempat. Secara garis besar iklim di lansekap CB-GSK-BB adalah iklim tropis pantai Sumatera yang sangat dipengaruhi oleh kondisi dan situasi laut dengan temperatur berkisar 26°-32°C. Musim hujan biasa terjadi diantara bulan September hingga Januari dengan curah hujan rata-rata berkisar antara 809-4.078 mm/tahun. Periode kering (musim kemarau) biasanya terjadi diantara bulan Februari hingga Agustus (IPB)

2.KomponenBiotik
    Semua hewan dan tumbuhan yang terdapat dalam suatu ekosistem merupakan suatu biotik. Menurut peranannya, komponen ini dibagi tiga golongan, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai).
a) Produsen


                                                                       





Sumber Dokumentasi Biologi  6B 2014
Gambar 15. Tanaman Sebagai Produsen Di Dalam Ekosistem
             Produsen adalah golongan mahluk hidup yang dapat menghasilkan makanan sendiri. Golongan ini adalah semua tumbuhan yang mempunyai zat hijau daun (klorofil). Dengan bantuan sinar (matahari), tumbuhan melakukan fotosintesis yang menghasilkan karbohidrat dan oksigen.
b)Konsumen
            Konsumen adalah kelompok mahluk hidup yang tidak dapat membuat makanannya sendiri. Kelompok ini meliputi semua hewan dan manusia. Untuk memperoleh makanannya, konsumen santa bergantung pada produsen, baik langsung maupun tidak. Setiap hewan yang makan tumbuhan secara langsung dinamakan konsumen tingkat I. Hewan yang makan konsumen tingkat I disebut konsumen tingkat II dan seterusnya
c) Pengurai
Sumber Dokumentasi Biologi 6D 2013

Gambar 16. Pengurai (Belatung) Yang Terdapat Pada Ikan Yang Telah Mati
Pengurai bertugas menguraikan kembali zat yang terdapat dalam mahluk hidup yang sudah mati. Mahluk hidup yang berperan sebagai pengurai adalah bakteri dan jamur yang bersifat saprofit (hidup pada sampah atau sisa mahluk hidup). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Golongan pengurai yang lainpada ekosistem ini adalah bentos yang berupa cacing darah atau larva chironomid (Susanto  2000).
3.      Perubahan komponen biotik
Dalam suatu ekosistem, jumlah tiap-tiap konsumen komponen biotik akan mengalami perubahan yang teratur sehingga perbandingannya selalu tetap. Perubahan jumlah produsen akan diikuti oleh perubahan pada konsumen I, konsumen II, konsumen III dan seterusnya. Perubahan pada komponen biotik ini terjadi secara alamiah. Gelombang turun naiknya jumlah populasi dengan irama yang tetap disebut fluktasi populasi.Di dalam ekosistem terjadi saling ketergantungan antar komponen, sehingga apabila salah satu komponen mengalami gangguan maka mempengaruhi komponen lainnya. Ekosistem dikatakan seimbang apabila jumlah antara produsen, konsumen I dan konsumen II seimbang.

2.6, Pola Ketergantungan Biotik Terhadap Hutan Rawa Air Tawar
1.Tumbuhan epifit
  Tumbuhan epifit adalah tumbuhan yang menumpang pada tumbuhan lain sebagai tempat hidupnya. Namanya dibentuk dari bahasa Yunani: epi-, permukaan atau tutup, dan phyton, tumbuhan atau pohon. Berbeda dengan parasit, epifit dapat sepenuhnya mandiri, lepas dari tanah sebagai penyangga dan penyedia hara bagi kehidupannya, maupun dari hara yang disediakan tumbuhan lain. Air diperoleh dari hujan, embun, atau uap air. Hara mineral diperoleh dari debu atau hasil dekomposisi batang serta sisa-sisa bagian tumbuhan lain yang terurai. Meskipun tidak "mencuri" hara dari tumbuhan yang ditumpanginya, epifit dapat menjadi pesaing terhadap ketersediaan cahaya. Akar epifit kadang-kadang juga menutupi dan menembus batang pohon yang ditumpangi sehingga merusak keseimbangan fisiologi tumbuhan inangnya. Contoh tumbuhan epifit adalah anggrek dan paku – pakuan.











Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar 17. Tumbuhan Epifit

2.1  Piramida Biomassa
Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram. Untuk menghindari kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem.
Piramida biomassa menggambarkan ukuran berat materi organisme pada setiap trofik dalam satuan berat. Piramida biomassa hasilnya lebih akurat daripada piramida jumlah inidividu. Untuk mengukur berat pada setiap trofik maka rata-rata berat organisme di tiap trofik harus diukur kemudian barulah jumlah organisme pada setiap trofik, tersebut dapat diperkirakan.
Buaya
 
Ikan
Biawak
 
2.2  Aliran Energi dan Siklus Materi pada Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar 
A.Aliran Energi
Matahari merupakan sumber energi bagi seluruh makhluk hidup yang ada di bumi ini. Tumbuhan hijau, tanpa bantuan sinar matahari tidak akan mampu berfotosintesis untuk menyusun bahan organik yang akan dimanfaatkan oleh semua organisme. Energi kimia yang disimpan oleh tumbuhan hijau sebagai produsen akan berpindah ke konsumen I, lalu ke konsumen II, ke konsumen III, dan sampai ke konsumen ke n. Energi berpindah dari produsen ke konsumen dan berakhir pada pengurai yang akan melepaskan energi yang telah diuraikan dari sisa makhluk hidup yang telah mati dalam bentuk energi panas ke lingkungan. Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen, sampai ke pengurai di dalam tanah. Organisme memerlukan energi untuk mendukung kelangsungan hidupnya, antara lain untuk proses pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, bergerak, dan metabolisme yang ada dalam tubuh.








Gambar 27. Aliran Energi dalam Ekosistem Rawa Air Tawar
B. Rantai Makanan
Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya (dalam ekosistem) sangat kompleks, bersifat saling memengaruhi atau timbal balik. Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya, yaitu tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan. Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa (grazing), rantai parasit, dan rantai saprofit.
Rantai makanan ekositem hutan rawa




























BAB 3
KESIMPULAN
 Kesimpulan
Ekosistem rawa memiliki ciri-ciri antara lain suhu rendah, kadar garam rendah, penetrasi cahaya yang kurang, dipengaruhi iklim dan cuaca di sekitar, dan memiliki tumbuhan seperti jamur, gulma, alga yang berfungsi sebagai produsen, serta memiliki ikan air tawar yang dapat dijadikan sebagai sumber pangan protein hewani. Rawa pening dan lebak tergolong ekosistem air tenang (letik) dan sumber airnya berasal dari air  hujan dan air sungai.
Komponen pembentuk ekosistem rawa terdiri dari abiotik dan biotik. Komponen abiotik dapat berupa suhu, air, garam, cahaya matahari, tanah dan batu, serta iklim. Komponen biotik seperti gulma, eceng gondok, mikroorganisme pengurai, udang dan ikan nila. Setiap komponen tersebut membentuk suatu rantai makanan.
Rawa penting sebagai kawasan penyangga untuk menampung air dalam jumlah besar yang berasal dari curahan hujan lebat dan sebagai regulator aliran air tetapi daya tampung rawa jauh lebih besar. Fungsi regulator untuk kontuinitas aliran air, sehingga sangat penting bagi makhluk hidup termasuk manusia yang berdiam di hilir rawa. Peningkatan jumlah gulma menyebabkan penurunan jumlah ikan air tawar. Akan tetapi, Gulma air secara ekologis berperan mengurangi bahan pencemar.
  1. Ekosistem Perairan
Ekosistem perairan dibagi menjadi dua, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
  • Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosis­tem air tenang adalah danau dan rawa, terma­suk ekosistem air mengalir adalah sungai.
Rawa
Rawa merupakan dataran rendah yang tergenang oleh air. Genanangan air dapat berasal dari air hujan, air tanah ataupun air sungai. Rawa mempunyai ukuran yang sangat bervariasi dari ukuran yang kecil hingga ukuran yang sangat luas.
Air rawa biasanya asam sehingga hanya tumbuh – tumbuhan yang tahan asam. Berdasarkan pergantian airnya rawa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut
ü  Rawa yang tidak mengalami pergantian air (air tidak mengalir)
Air rawa seperti ini biasanya asam, warna air agak kemerahan dan kurang cocok untuk perikanana.
ü  Rawa yang mengalami pergantian air
Air rawa ini mengalami pergantian air karena adanya pasang surut. Air pada rawa ini tidak begitu asam. Letak dari rawa ini di sekitar sungai atau pantai.













LAMPIRAN I
Tabel 1. Nama Spesies Tumbuhan Hutan Rawa Air Tawar
NO
Nama Spesies Tumbuhan
Nama Latin
1.
Asau
Pandanaceae
2.
Bintangur
Calophyllum inophylide King
3.
Cucup
Cucup sp
4.
Fitoplankton
Fitoplankton
5.
Kayu putih
Malaleuca leudendra
6.
Sejenis Rumput
Rumput sp
7.
Samak
Semak sp
8.
Sawit
Elaeis guineensis
9.
Trembasah
Fragraec fragrans Roxb














Tabel 2. Nama Spesies Hewan Air pada Hutan Rawa Air Tawar
No
Nama Spesies Tumbuhan
Nama Latin
1.
Ikan Tapa
Wallago attu
2.
Ikan Toman
Channa micropeltes
3.
Ikan Gabus/ Siandang
Channa striatus
4.
Ikan Kepar
Chaetodon vagafundus
5.
Ikan Toakang/ Bulan-bulan
Megallops cyprinoides
6.
Ikan Selais
Cryptopterus bicirchis
7.
Ikan Arwana
Sclerophaguspanmousus
8.
Ikan Mengkaik
Cheilinus
9.
Ikan Sepat
Trichogaster trichopterus
10.
Ikan Baung
Macrones nemurus
12.
Udang
Cambarus virilis
13.
Ular
Phyton reticulatus
14.
Buaya
Crocodile
15.
Biawak
Varanus salvator
16.
Labi-labi
Pelodiscus sinensis
17.
Kura-kura
Preshwater tortoises
18.
Katak
Annura
19.
Siput
Amphidromus perversis







Tabel 3. Nama Spesies Hewan Darat pada Hutan Rawa Air Tawar
No
Nama Spesies Tumbuhan
Nama Latin
1.
Burung Bangau
Ciconiidae
2.
Burung Anggung
Haliaeetus leukogaster
4.
Burung Murai Batu
Copsycus malabaricus
5.
Burung Murai Daun
cloropsissonnerati
6.
Capung
Neurothemis sp
7.
Babi
Artamus leucorynchus
8.
Rusa
Cerpidae
9.
Kijang
Muntiacus muntjak
10.
Kancil
Tragulus kanchil
11.
Monyet
Macaca fascicularis
12.
Harimau
Panthera tigris
13.
Beruang Madu
Helarcetos malayanus
14.
Gajah
Elephas maximus
15.
Landak
Histrix berachyura


LAMPIRAN II
FOTO-FOTO PRAKTEK LAPANGAN
Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar. Hutan Rawa Air Tawar di Desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis pada Saat Surut

         Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar. Hutan Rawa Air Tawar  di desa Tasik Serai Timur pada Saat Pasang


Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar. Jalan Akses Menuju Rawa Air Tawar pada saat pasang di Desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis



Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar. Serasah di Rawa Air Tawar pada saat Surut di Desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis

Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar. Tanah Yang Basah di Rawa Air Tawar Desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis  

Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar.Kondisi Tanah di Rawa Air Tawar Desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis


Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar. Kondisi Air di Rawa Tawar Desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis
   
Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar. Kondisi Suhu di Rawa Tawar Desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis





Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar. Rumput yang Tumbuh di Pinggir Rawa Air Tawar


     Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar.  Cucup Sp

 Sumber Dokumentasi Biologi  6B 2014
Gambar. Pandanace


Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar. Trembasah (Fragraec fragrans Roxb)


Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar. Elaeis guineensis


Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar.  Tumbuhan Epifit


Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar .  Ikan Gabus
Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar . Peserta Praktek Lapangan Ekosistem Rawa Air Tawar
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2013. http://www.lablink.or.id  Diakses Tanggal 29 April 2014
Admin. 2013.http://www.scribd.com/doc/26249464/ekosistem-rawa Diakses Tanggal 29 April 2014
Admin. 2013http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Handout%20Ekologi_0.pdf  Diakses Tanggal 29 April 2014
Dony indara. Ekosistem Rawa . http://dony.blog.uns.ac.id/2011/07/12/ekosistem-rawa/  Diakses Tanggal 29 April 2014
Elfis. 2013 . dalam.http://file:///D:/bahan%20EKTUM/EKTUM/suhu-dalam- kajian-ekologi-tumbuhan.html
Elfis. Materi Bahan Ajar Kuliah Ekologi Tumbuhan. Universitas Islam Riau. Tidak di Terbitkan
Odum E.P.1994. Dasar – dasar Ekologi. UGM : Jogjakarta
Ridwan Azhar. 2013. Rantai–rantai makanan http://ridwanaz.com/umum/biologi/pengertian-rantai-makanan-jenis-dan-contoh-rantai-makanan/ Diakses Tanggal 29 April 2014







2 komentar:

  1. Steel Plated Stainless Steel T-Shirt - TitsaniumArts
    Stainless titanium scissors Steel T-Shirt. 100% cotton, 100% cotton, titanium 170 welder 100% cotton, titanium cup 100% cotton. 100% cotton. 100% cotton, 100% cotton. 100% titanium sunglasses cotton. 100% cotton. 100% cotton. 100% cotton. titanium tv apk 100% cotton. 100% cotton.

    BalasHapus