Dosen Pembimbing: Dr.H. Elfis,M.Si
|
Desa Tasik
Serai Timur Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis
Nama
Kelompok :
Annisa
R, Arditia F, Elpiza, Elsya F, Ita Juwita, Kamsiah, Octa Aprilia N
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami dan terimakasih yang sedalam-dalamnya penulis
ucapkan kepada bapak Dr.H. ELFIS M,Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Ekologi Tumbuhan yang telah membimbing kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu nya yang berjudul
“Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar”.
Makalah ini berisikan tentang gambaran
umum ekosistem hutan rawa air tawar, faktor edaphis dan klimatologis, manfaat ,
keanekaragaman hayati, dan interaksi yang terjadi di ekosistem hutan rawa air
tawar. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang ekosistem rawa air tawar
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penulisan makalah ini dari
awal sampai akhir.semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin
Pekanbaru, 4 Mei 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
KONSEP EKOSISTEM
HUTAN RAWA AIR TAWAR
1.1.1
Defenisi
Ekosistem
Ekosistem
adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisah antara makhluk hidup dengan lingkunganya. Ekosistem bisa dikatakan
juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi (wikipedia, 2008).
Ekosistem merupakan penggabungan dari
setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik
antara organisme
dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi
suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai
sumber dari semua energi yang ada. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan
fisik, sebaliknya organism juga mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan
hidup (Wikipedia). Begitu juga
menurut Undang–Undang Lingkungan Hidup (UULH) 1982, yang mengatakan bahwa
ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Suatu ekosistem pada dasarnya
merupakan suatu sistem ekologi tempat berlangsungnya sistem pemrosesan energi
dan perputaran materi oleh komponen-komponen ekosistem dalam waktu tertentu
(elfis,2010).
Istilah ekositem pertama – tama
diusulkan oleh ahli ekologi bangsa inggris A.G. Tansley, sebelumnya, telah
digunakan istilah-istilah lain, yaitu biocoenosis, dan mikrokosmos. Setiap
ekosistem memiliki enam komponen yaitu (1) produsen, berupa organism autotrofik
, sebagian besar tumbuhan hijau, yang mampu membuat makanan dari senyawa
organik sederhana (2) makrokonsumen (fogotrof-fagotrof), organisme – organisme
heterotrofik, terutama binatang – binatang yang mencernakan organisme –
organisme lain atau butiran – butiran bahan organik, (3) mikrokonsumen(sapotrof
atau osmotrof), organisme heterotrofik terutama bakteri atau cendawan yang
merombak senyawa – senyawa kompleks 4) bahan anorganik (5) bahan organik, dan
(6) kisaran iklim.
Suatu ekosistem di katakan dalam keaadan
seimbang apabila komposisi di antara komponen - komponen tersebut dalam keadaan
seimbang. Ekosistem yang seimbang,keberadaannya dapat bertahan lama atau
kesinambungannya dapat terpelihara. Perubahan ekosistem dapat mempengaruhi
keseimbangannya. Perubahan ekosistem dapat terjadi secara alami serta dapat
pula karena aktivitas dan tindakan manusia. (Wikipedia, 2009).
1.1.2 Pengertian Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar
Hutan
rawa air tawar (freshwater swamp – forest
) merupakan kawasan hutan yang dibedakan berdasarkan keadaan dari tanahnya.
Hutan rawa air tawar, memiliki permukaan tanah yang kaya akan mineral.
Biasanya ditumbuhi hutan lebat. Ciri dari hutan rawa
adalah hutan yang terdapat pada daerah dengan kondisi
tanah yang selalu tergenang oleh air tawar dan tidak terpengaruh oleh iklim ,.
Vegetasi yang menyusun hutan rawa termasuk kategori vegetasi yang selalu hijau,
di antaranya adalah berupa pohon-pohon dengan tinggi mencapai 40m dan mempunyai
beberapa lapisan tajuk. Oleh karna hutan rawa ini mempunyai beberapa lapisan
tajuk (bebrapa startum), maka bentuknya hampir menyerupai ekosistem hutan hujan
tropis. Di Indonesia, hutan rawa air tawar tersebar di Sumatra
bagian Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Maluku dan Irian Jaya bagian
Selatan.
Pada umumnya
spesies-spesies tumbuhan yang ada di dalam ekosistem hutan rawa cenderung
berkelompok membentuk komunitas tumbuhan yang miskin spesies. Dengan kata lain,
penyebaran spesies tumbuhan yang ada di ekosistem hutan rawa itu tidak merata.
Spesies-spesies pohon yang banyak terdapat dalam ekosistem hutan rawa dan
paling sering dijumpai antara lain Suntai (Palaquium leiocarpu), Kelompok Pohon Meranti (Shorea),
Kelat(Eugenia spp. ), Kempas (Koompassia spp), Bintangur (Calophyllum
spp.), Jankang (Xylopia spp),
dll.
1.1.3 Karakteristik Hutan Rawa Air Tawar
·
Hutan yang tumbuh pada daerah-daerah yang selalu tergenang
air tawar.
·
Tidak dipengaruhi iklim.
·
Pada umumnya terletak dibelakang hutan payau dengan jenis
tanah aluvial dan aerasinya buruk.
·
Tegakan hutan selalu hijau dengan pohon-pohon yang tinggi
bisa mencapai 40 m dan terdiri atas banyak lapisan tajuk.
·
Tumbuhannya banyak pohon berakar lutut yang tunasnya terendam air.
·
Tanahnya berlumpur dan becek.
·
Airnya asam,
·
Bagian dasar rawa terdapat banyak gambut.
1.1.4 Jenis-jenis Tanaman Hutan Rawa Air Tawar
1. Hutan rawa gambut, terdapat
di perairan yang sangat rendah kandungan zat haranya (oligotrofik) untuk
kehidupan binatang dan tumbuhan. Keadaan ini memungkinkan tanah gambut
mudah terbentuk dengan lapisan mencapai 20 meter dan diameternya sampai
beberapa kilometer. Hutan rawa gambut terbentuk di daerah pesisir sebagai lahan
basah pesisir dan lahan basah daratan di belakang hutan bakau . Hutan ini terletak
di Sumetera bagian timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan , dan Rawa Danau
di serang , Banten.
2. Hutan rawa air tawar,
merupakan tipe lahan basah yang ditemukan pada tanah aluvial dataran rendah.
Biasanya terletak di antara dua sungai dan jauh masuk ke pedalaman atau pada dataran luas
dekat pantai serta berada di antara hutan rawa gambut dan hutan dataran rendah. Hutan ini terletak di Sumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi, Jawa
dan Nusa Tenggara. Di Papua tumbuhannya adalah sagu. Di Kalimantan dan Sumatera
tumbuhannya adalah jelutung yang getahnya dapat diolah untuk cat dan permen
karet. Di Sulawesi tumbuhannya adalah tanaman pedu dan beberapa jenis palem.
3. Rawa tanpa hutan, merupakan bagian dari ekosistem rawa hutan.
Namun hanya ditumbuhi tumbuhan kecil seperti semak dan rumput liar.
1.1.5 Fungsi Hutan Rawa Air Tawar
Hutan Rawa Air Tawar memiliki banyak
manfaat bagi masyarakat setempat sekitarnya serta bagi hewan – hewan atau satwa yang hidup
disekitar hutan rawa air tawar. Dilihat dari keberagaman vegetasi yang ada pada
ekosistem hutan rawa aiar tawar menjadikan ekosistem ini sangat produktif.
Berikut ini beberapa manfaat dari ekosistem hutan rawa air tawar :
a. Sebagai Cagar Alam Biosfer,
Merupakan situs yang ditunjukoleh
berbagai Negara melalui kerjasama MAB-UNESCO untuk mempromosikan konservasi
keanekargaman hayati dan pembangunan berkelanjutan. Cagar biosfer Giam Siak
Kecil menjadi kawasan yang menggambarkan keselarasan antara hubungan antara
pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan.
Sebagai suatu cagar alam, ekosistem hutan rawa air tawar Giam Siak Kecil – Bukit Batu memiliki 3
fungsi utama :
·
Untuk
pelestarian keanekaragaman biologi dan budaya
·
Penyediaan
model pengelolaan lahan dan
lokasi eksperimen untuk pembangunan berkelanjutan, dan
·
Penyediaan
tempat riset pemantauan lingkungan
b. Mempengaruhi iklim meso bagi daerah
c. Sumber Cadangan Air
Karena
air berasal dari sungai dan hujan, rawa air tawar menjadi tempat sumber
penyedia air baik bagi vegetasi sekiarnya atau pun penduduk. Adanya masukan air
sungai ini juga membawa unsur-unsur hara dari daerah yang lebih tinggi,sehingga
menambah kesuburan hutan rawa air tawar.
d. Memberikan
Nilai Ekonomis
Beberapa
jenis tumbuhan kayu dengan nilai ekonomi tinggi yang dapat ditemukan dalam
ekosistem hutan rawa di kawasan Rawa Giam Siak Kecil antara lain kayu meranti,
kayu kapur, keruing, damar laut, dan medang. Masyarakat lokal memanfaatkan
hutan rawa untuk berbagai keperluan, kayunya untuk membuat perahu,rumah, dan
kayu bakar, sebagai sumber tanaman obat dan lain lain.
Selain
itu rawa air tawar dijadikan sebagai sumber mata pencarian bagi penduduk dengan
mencari ikan
e. Penyerapan
karbon
Proses fotosintesis mengubah karbon
dioksida (CO2) menjadi karbon organik dalam bentuk bahan pada vegetasi.
f. Mencegah terjadinya banjir;
g. Mencegah intrusi air laut ke dalam
air tanah dan sungai
h. Sumber energi
i.
Sumber makanan nabati maupun hewani
1.1.6
Pengertian Ekosistem Rawa Air Tawar
Ekosistem air tawar merupakan kosistem dengan
habitatnya yang sering digenangi air tawar yang kaya mineral dengan pH sekitar
6. Kondisi permukaan air tidak selalu tetap. Ekosistem rawa air tawar ini
ditumbuhi oleh beragam jenisvegetasi. Hal ini desebabkan oleh terdapatnya
beragam jenis tanah pada berbagaiekosistem rawa air tawar.Di beberapa daerah
pada rawa-rawa tersebut ditumbuhi rumput, ada pula yang hanya ditumbuhi jenis
pandan atau palem yang menonjol. Malah ada pula yang menyerupai hutan-hutan dataran rendah, dengan
akar tunjang atau akar napas maupun seperti penupang pohon.
Ada empat habitat utama dalam biosfer
yakni laut, kuala, air tawar dan darat. Rawa didefinisikan sebagai daerah
dengan kemiringan relatif datar yang secara permanen atau temporal tergenang
air karena tidak adanya sistem drainase alami serta mempunyai ciri-ciri khas
secara fisik (bentuk permukaan lahan yang cekung, kadang-kadang bergambut),
kimiawi (derajat keasaman airnya terendah) dan biologis (terdapat ikan-ikan
rawa, tumbuhan rawa, dan hutan rawa). Rawa-rawa juga disebut "pembersih
alamiah", karena rawa-rawa berfungsi untuk mencegah polusi
atau pencemaran lingkungan alam.Genangan air pada rawa dapat berasal dari hujan
atau luapan air sungai pada saat pasang. (Adawiyah, 2010). Pada musim hujan
lahan tergenang sampai satu meter, tetapi pada musim kemarau menjadi kering,
bahkan sebagian muka air tanah turun mencapai jeluk(depth) > 50 cm
dari permukaan tanah. (Noor, 2004).
Rawa mempunyai beberapa istilah padanan
antara lain di sebut dengan swamp, marsh, atau bog Secara khusus, “tanah rawa” disebut dengan flooded soil water gloged soil atau
submerget soil. Istilah swamp
umumnya di gunakan untuk menunjukkan bahwa daerah ini sangat di pengaruhi oleh
adanya luapan pasang surut dari laut atau sungai- sungai sekitarnya. Istilah
mars digunakan untuk menunjukkan daerah ini mempunyai sifat tanah yang lunak (soft) umumnya dirajai oleh vegetasi
rumput liar (rumput rawa).
Rawa air tawar menurut Irwan (2007) adalah
ekosistem dengan habitat yang sering digenangi air tawar yang kaya mineral
dengan pH sekitar 6 dengan kondisi permukaan air yang tidak tetap, adakalanya
naik atau adakalanya turun, bahkan suatu ketika dapat pula mengering. Rawa Air
Tawar di desa Tasik Serai Timur Kecamatan Bengkalis, merupakan salah satu rawa
yang sangat luas di Kabupaten Bengkalis. Rawa tersebut memiliki peranan penting
bagi penduduk untuk irigasi, perikanan dan juga tempat wisata.
Lahan rawa sebenarnya merupakan
lahan yang menempati posisi peralihan di antara sistem daratan dan sistem
perairan (sungai, danau, atau laut), yaitu antara daratan dan laut, atau di
daratan sendiri, antara wilayah lahan kering (uplands) dan sungai/danau. Karena
menempati posisi peralihan antara sistem perairan dan daratan, maka lahan ini
sepanjang tahun, atau dalam waktu yang panjang dalam setahun (beberapa bulan)
tergenang dangkal, selalu jenuh air, atau mempunyai air tanah dangkal. Dalam
kondisi alami, sebelum dibuka untuk lahan pertanian, lahan rawa ditumbuhi
berbagai tumbuhan air, baik sejenis rumputan (reeds, sedges, dan rushes),
vegetasi semak maupun kayukayuan/hutan, tanahnya jenuh air atau mempunyai
permukaan air tanah dangkal,atau bahkan tergenang dangkal.
Menurut
jenisnya lahan rawa di bagi menjadi rawa pasang surut (RPS) dan rawa non pasang
surut (RNPS). Rawa pasang surut merupakan lahan rawa yang genangannya
dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Tingginya air pasang dibedakan
menjadi dua, yaitu pasang besar dan pasang kecil. Pasang kecil, terjadi secara
harian (1-2 kalisehari). Dibedakan menjadi 4 yaitu :
1.
Rawa Tipe Luapan A,
rawa dalam klasifikasi ini merupakrawa yang selalu terluapi oleh air pasang
tertinggi karena pengaruh variasi elevasi pasang surut air sungai, baik pasang
tertinggi saat musim kemarau maupun musim penghujan
2.
Rawa Tipe Luapan B,
rawa yang termasuk dalam kategori ini adalah rawa yang kadang-kadang (tidak
selalu terluapi) oleh air pasang tinggi karena pasang surut air sungai, paling
tidak terluapi pada saat musim penghujan;
3.
Rawa Tipe Luapan C,
daerah rawa (RPS) dalam kategori ini didefinisikan sebagai daerah rawa yang
tidak pernah terluapi oleh pasang tertinggi karena pengaruh variasi elevasi
pasang surut air sungai, namun memiliki kedalaman muka air tanah tidak lebih
dari 50 cm dari permukaan tanah.
4.
Rawa Tipe Luapan D,
daerah rawa (RPS) ini adalah rawa yang menurut hirdrotopografinya tidak pernah
terluapi oleh air pasang tertinggi karena pengaruh variasi elevasi pasang surut
air sungai, dan memiliki kedalaman air tanah > 50 cm dari permukaan tanah.
Selain
rawa pasang surut, terdapat juga rawa non pasang surut (RNPS), didefinisikan
sebagai daerah rawa yang tidak dipengaruhi oleh pasang surut air sungai. Daerah
rawa ini merupakan lahan tanah berbentuk cekungan dan dalam musim hujan
seluruhnya digenangi air. Pada musim kemarau, air tersebut berangsur-angsur
kering bahkan kadang-kadang ada yang kering sama sekali selama masa yang
relative sangat singkat (1-2 bulan). Untuk daerah yang berada dekat dengan
sungai, air yang menggenangi daerah rawa berasal dari luapan sungai
disekitarnya, dan ada pula daerah rawa yang mudah tenggelam terus menerus
akibat hujan sebelum melimpahkan airnya ke daerah sekitarnya.
Ekosistem rawa air tawar ini ditumbuhi oleh berbagai
jenis vegetasi. Hal ini di sebabkan oleh terdapatnya beragam jenis tanah pada
ekosistem rawa air tawar. Di beberapa daerah pada rawa-rawa tersebut ditumbuhi
rumput, ada pula yang hanya ditumbuhi jenis pandan atau palem yang menonjol. Di
samping itu ada pula yang menyerupai hutan-hutan dataran rendah, dengan akar
tunjang atau akar napas maupun seperti penupang pohon.
1.1.7
Karakteristik Rawa Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu
tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca,
ketika air pasang tumbuhan yang ada disekitar hutan rawa air tawar akan
terendam semua, tetepi ketika hutan rawa air tawar surut keadaan disekitar rawa
menjadi dangkal. Macam tumbuhan yang
terbanyak adalah jenis ganggang,
sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air
tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
1.1.8 Fauna
Rawa Air Tawar
Hampir semua filum dari dunia hewan terdapat pada ekosistem air tawar,
misalnya protozoa, spans, cacing, molluska, serangga, ikan, amfibi, reptilia,
burung, mammalia. Ada yang selalu hidup di air, ada pula yang
ke air bila mencari makanan saja. Hewan yang selalu hidup di air mempunyai cara beradaptasi dengan lingkungan yang berkadar garam rendah.
Pada ikan dimana kadar garam protoplasmanya lebih tinggi daripada air, mempunyai cara beradaptasi sebagai berikut:
ke air bila mencari makanan saja. Hewan yang selalu hidup di air mempunyai cara beradaptasi dengan lingkungan yang berkadar garam rendah.
Pada ikan dimana kadar garam protoplasmanya lebih tinggi daripada air, mempunyai cara beradaptasi sebagai berikut:
·
Sedikit minum, sebab air
masuk ke dalam tubah secara terus-menerus melalui proses osmosis.
·
Garam dari dalam air diabsorbsi melalui insang secara aktif
·
Air diekskresikan melalui ginjal secara berlebihan, juga diekskresikan .
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton
merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan
tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam
mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara
keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan
pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat.
Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan
hidup.
1.
Berdasarkan aliran
energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), danfagotrof
(makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau
organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.
2.
Berdasarkan kebiasaan
hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a. Plankton;
terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang
(bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b. Nekton;
hewan yang aktif berenang
dalam air, misalnya ikan.
c. Neuston;
organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau
bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d. Perifiton;
merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau
benda lain, misalnya keong.
e. Bentos;
hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos
dapatsessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
1.1.9 Perubahan
Ekosistem Rawa Air Tawar
Walau
Indonesia memiliki ekosistem rawa yang relatif luas tapi ketika ancaman yang
mengganggu eksistensi rawa ini tidak tertangani seperti meningkatnya berbagai
pembangunan di sekitar wilayah pesisir, konservasi kemanfaatan –budidaya
perairan, pembangunan tempat perdagangan dan perumahan, serta pertanian-
menjadi penyebab berkurangnya sumber daya rawa dan beban berat bagi ekosistem
rawa yang ada. Selain ancaman langsung pembangunan tersebut, ternyata sumber
daya hutan rawa rentan terhadap aktivitas pembangunan yang terdapat jauh dari
habitatnya. Ancaman dari luar
tersebut yang sangat serius berasal dari pengelolaan daerah aliran sungai yang
serampangan dan meningkatnya pencemaran hasil industri dan domestik (rumah
tangga) yang masuk ke dalam daur hidrologi.
Dengan adanya eksploitasi yang tinggi terhadap ekosistem
rawa, dan dengan adanya anggapan tentang rendahnya nilai ekonomis dari suatu
rawa memacu terjadinya konversi ekosistem rawa yang pada akhirnya menyebabkan
kerusakan ekosistem rawa tersebut. Kerusakan ekosistem rawa harus dapat
dicermati dan diperhatikan secara mendalam. Karena dengan adanya kerusakan
ekosistem rawa selalu diikuti dengan permasalahan-permasalahan lingkungan,
diantaranya terjadinya aberasi pantai, banjir, sedimentasi, menurunnya
produktivitas perikanan, sampai terjadinya kehilangan beberapa pulau kecil.
Karena dengan kerusakan ekosistem rawa berarti hilangnya bufferzone (daerah
penyangga) yang berfungsi untuk menjaga kestabilan ekosistem pesisir, pantai
dan daratan.
Kerusakan ekosistem pesisir, pantai dan daratan merupakan
suatu hal yang jarang diperhatikan oleh hampir semua orang yang berkecimpung
dalam pemanfaatan ekosistem rawa. Sehingga kerusakan ekosistem rawa ini
dianggap merupakan suatu hal yang wajar sebagai dampak yang akan muncul
akibat kegiatan pengelolaan. Banyak orang yang cenderung enggan untuk
memperbaiki dan merehabilitasi ekosistem rawa yang dieksploitasi untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Ancaman lainnya langsung yang paling serius terhadap hutan
rawa pada umumnya diyakini akibat pembukaan liar lahan bakau untuk pembangunan
tambak ikan dan udang. Meskipun kenyataannya bahwa produksi udang telah jatuh
sejak beberapa tahun yang lalu, yang sebagian besar diakibatkan oleh hasil yang
menurun, para petambak bermodal kecil masih terus membuka areal bakau untuk
pembangunan tambak baru.
Salah satu permasalahan yang saat ini timbul sebagai
akibat negatif kerusakan ekosistem rawa adalah laju degradasi ekosistem rawa
sangat cepat. Bahkan pada daerah Bengkalis dan Indragiri hilir tingkat
kerusakan saat ini sudah mencapai 50%. Hal ini kan menyebabkan banyaknya muncul
permasalahan-permasalahan lingkungan.
1.2 FAKTOR EDAPHIS DAN KLIMATOLOGIS EKOSISTEM
1.2.1 Edaphis
Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar
Edaphis
adalah hutan yang terbentuk karena pengaruh tanah. Tanah merupakan suatu benda
alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan organik), cairan dan
gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh
salah satu atau keduanya . Tanah sangat vital
peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat
yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah
menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.(Wikipedia,2010).
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling
mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam,
coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat
memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat
proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau
gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena
pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh
kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan
biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi
karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap,
sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi (Wikipedia, 2013).
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi
yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah berasal dari pelapukan
batuan dengan batuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan.
Proses pembentukan tanah dikenal sebagai “pedagonesis” (Wikipedia, 2013). Sedangkan menurut (Mulyadi dalam Majid, 2010) mengatakan bahwa
tanah merupakan suatu sistem yang ada dalam suatu keseimbangan yang dinamis
dengan lingkungannya. Tanah tersusun dari 5 komponen yaitu :
1. Partikel mineral, berupa fraksi
organik. Perombakan dari bahan – bahan bebatuan dan anorganik yang ada di
permukaan bumi
2. Bahan organik
3. Air
4. Udara tanah, dan
5. Kehidupan jasad renik
Pertumbuhan
tanaman dapat dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah. Tekstur tanah
berkaitan dengan kemampuan tanah untuk menahan air dan juga reaksi kimia tanah.
Contohnya, tanah dengan tekstur dominan pasir cenderung mudah melepas
unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman.Sehingga akan merugikan bagi tumbahan
karena nutrisi yang di butuhkan agar pertumbuhannya dapat maksimum tidak
didapati. Struktur tanah merupakan
karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir)
tanah dan ruang antaragregat. Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori
berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori)
terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan
makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila
berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.
Tanah
mengandung berbagai macam unsur-unsur makro maupun mikro yang berguna bagi
tanaman. Dengan struktur tanah yang mantap (terdapat bahan organik yang cukup,
mikroorganisme yang menguntungkan satu sama lain, dan pori-pori tanah cukup
baik), maka aerasi (pertukaran O2, CO2, maupun gas-gas
lainnya di dalam tanah) akan mampu mencukupi kebutuhan tanaman terhadap
unsur-unsur tersebut. Sehingga, tanaman mampu melakukan proses metabolisme
dengan baik.
Menurut
Kemas Ali Hanafiah, tanah pada masa kini sebagai media tumbuh tanaman didefinisikan
sebagai “lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat
tumbuh-berkembangnya perakaran penompang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai
kebutuhan air dan udara secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai
hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur
esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain) dan
secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi
aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh,
proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang
produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman
pangan, obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan (Dasar-dasar ilmu
tanah, 2009)” .
Atas dasar definisi ini maka
tanah sebagai media
tumbuh mempunyai empat fungsi utama, yaitu :
1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang
mempunyai dua peran utama, yaitu :
a. Penyokong tegak tumbuhnya trubus (bagian atas)
tanaman
b. Sebagai penyerap zat-zat yang dibutuhkan
tetanaman
2. Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk
melaksanakan aktivitas metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk
berproduksi, meliputi air, udara dan unsur-unsur hara
3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang
berfungsi dalam menunjang aktivitasnya supaya berlangsung optimum, meliputi
zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota terutama mikroflora tanah seperti :.
a. Zat-zat pemacu tumbuh (hormon, vitamin dan
asam-asam organik khas)
b. Antibiotik dan toksin yang berfungsi sebagai
anti hama-penyakit tanaman di dalam tanah dan
c. Senyawa-senyawa atau enzim yang berfungsi
dalam penyediaan kebutuhan primer tersebut atau transformasi zat-zat toksik
eksternal seperti pestisida dan limbah industry berbahaya
4. Habitat biota tanah, baik yang berdampak
positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan
primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negative karena
merupakan hama-penyakit tanaman.
1.2.2 Klimatologis Ekosistem Hutan
Rawa Air Tawar
Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari atau menyelidiki tentang iklim
dan merupaan cabang ilmu atmosfer dan meteorologi yang mempelajari cuaca jangka
pendek yang berakhir sa,pai beberapa minggu , klimatologi mempelajari di mana
sistem cuaca ini terjadi. Menurut Lakitan (2002) klimatologi merupakan ilmu
yang menelaah tentang karakteristik iklim antar wilayah dan lebih ditekankan
pada rata – rata dari unsur iklim yang menjadi ciri suatu wilayah. Informasi
klimatologi dapat digunakan sebagai penduga keadaan suhu, kelembapan udara,
intensitas cahaya, curah hujan dan angin pada suatu wialayh tertentu.
Yang
dimaksud dengan iklim adalah keadaan cuaca pada suatu daerah tertentu pada
jangka waktu yang panjang. Sedangkan cuaca adalah keadaan atmosfer pada suatu
waktu(Wikipedia.2009). Iklim merupakan salah
satu faktor (selain tanah) yang akan memepengaruhi distribusi tumbuhan. Wilayah
dengan kondisi iklim tertentu akan didominasi oleh spesies-spesies tumbuhan
tertentu, yakni spesies tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan baik pada
kondisi iklim tersebut. Klimatologi sangat
penting bagi ekologi tumbuhan. Tumbuhan sebagai makhluk hidup yang bersifat
menetap sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan di sekelilingnya, di
antaranya adalah iklim. Faktor iklim dapat menentukan jenis-jenis ekosistem
yang ada, komunitas dan jenis-jenis tumbuhan, serta pola sebarannya. Berabagai
faktor lain yang dapat mempengaruhi iklim, misalnya cahaya matahari, suhu
lingkungan, curah hujan, kelembaban udara, dan angin.
Klimatologi
dibagi menjadi dua yaitu makro
klimatologi adalah klimatologi yang mempelajari sifat-sifat
atmosfer pada daerah yang luas. Sedangkan
Mikro klimatologi adalah klimatologi yang mempelajari sifat-sifat
atmosfer pada daerah yang luas. Keadaan cuaca dan iklim dapat berubah – ubah
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Suhu atau Temperatur Udara
Merupakan
derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer, dinyatakan dalam skala
Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Alat yang biasa digunakan untuk
mengukur suhu adalah Termometer. Tingkat penerimaan panas oleh bumi dipengaruhi
oleh beberapa faktor , antara lain :
a. Sudut
datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan bumi dengan
arah datangnya sinar matahari.
b. Lama
waktu penyinaran matahari
c. Keadaan
muka bumi (daratan dan lautan )
d. Banyak
sedikitnya awan
e. Kelembaban Udara
Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang
tergandung di dalam udara. Kandungan uap air akan meningkat, jika banyak air
yang berubah dari bentuk cair ke bentuk gas. Proses ini dapat terjadi jika ada
masukan energi. Sumber energi utama yang dimanfaatkan dalam proses penguapan
air ini adalah radiasi matahari. Alat yang biasa digunakan untuk mengukur
kelembaban udara pada suatu daerah disebut Hygrometer.
2. Curah
hujan ( presipitasi)
Proses jatuhnya butiran air atau kristal
es disebut presipitasi. Air
asal presipitasi yang jatuh kedaratan yang tidak diuapkan kembali ke atmosfer,
akan mengalir ke lautan. Pola curah hujan untuk wilayah Indonesia dipengaruhi
oleh keberadaan samudra pasifik dan samudra indonesia. Kedua samudra ini akan
merupakan sumber udara lembab yang akan mendatangkan hujan bagi indonesia. Pola
curah hujan di indonesia juga dipengaruhi oleh keberadaan deretan pegunungan.
Pegunungan merupakan penghalang fisik bagi pergerakan angin.
3.
Angin
Massa udara yang bergerak disebut angin.
Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke tempat dengan
tekanan udara yang lebih rendah.
Pola arah angin di Indonesia di
pengaruhi oleh keberadaan dua benua , yakni asia dan australia, dan dua samudra
yakni samudera pasifik dan indonesia. Pada musim hujan, pada wilayah di utara
garis ekuator angin bertiup dari arah samudera pasifik; sedangkan pada wilayah
selatan garis ekuator, angin bertiup dari arah samudera Indonesia.
4. Cahaya
/ Lama Penyinaran Matahari
Lama penyiaran akan
berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup, misalnya manusia dan hewan; juga
akan berpengaruh terhadap metabolisme yang berlangsung didalam tubuh makhluk
hidup, misalnya pada tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama akan memberi
kesempatan yang lebi besar bagi tumbuhan tersebut untuk memanfaatkannya melalui
proses fotosintesis. Selain itu, lama penyinaran juga mempengaruhi aktivitas
hormon pada tumbuhan
1.3
POLA
RANTAI MAKANAN, JARING-JARING MAKANAN, PIRAMIDA BIOMASSA, PIRAMIDA MAKANAN PADA
EKOSISTEM RAWA AIR TAWAR
1.3.1
Rantai Makanan pada Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar
Secara etimologis,
rantai makanan dapat diartikan sebagai rangkaian yang tak terputus dari
kegiatan makan-memakan. Menurut Kurniawan dkk (2008: 226) rantai makanan
merupakan alur dari organisme yang saling memakan menyebutkan bahwa rantai
makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya
tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan - herbivora - carnivora - omnivora).
Menurut Campbell dkk,
Rantai makanan diartikan sebagai urutan perpindahan makanan dari taraf trofi ke
taraf trofi lainnya. Pendapat lain mengatakan bahwa rantai makanan adalah
perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan
tertentu. Sedangkan menurut Prawirohartono (2004: 124), rantai makanan
adalah peristiwa memakan dan dimakan dengan urutan dan arah tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
rantai makanan adalah kegiatan makan-memakan antara organisme yang di
dalamnya terjadi perpindahan materi atau energi.
Baik dalam rantai
makanan maupun jaring-jaring makanan, terdapat beberapa istilah yang harus kita
kita ketahui yakni :
a.
Produsen
Merupakan kelompok
pertama dari rantai makanan yang biasanya terdiri atas tumbuh-tumbuhan hijau,
yang mengkonversi sebagian energi dari matahari (melalui fotosintesis) melalui
molekul-molekul organik yang digunakan dan disimpan dalam jaringannya. Pada
ekosistem air, produsen utamanya adalah alga, sering dalam bentuk uniseluler yang
membentuk fitoplankton.
b.
Konsumen
Merupakan hewan-hewan
yang memakan tumbuhan hijau dan juga yang memakan satu sama lain. Konsumen
primer adalah herbivora yang memakan tumbuh-tumbuhan produsen primer. Konsumen
sekunder memakan konsumen primer, dan diikuti oleh konsumen tersier, kuartener,
dan seterusnya dalam rantai makanan.
c.
Dekomposer (pengurai)
Terdiri atas bakteri,
jamur (fungi), tumbuhan atau hewan yang memakan organisme mati dan melepaskan
zat-zat organik yang dihasilkan dari organisme itu ke rantai makanan.
Gambar 1. Rantai Makanan Pada Ekosistem
Hutan Rawa Air Tawar
1.3.2
Jaring-jaring Makanan Pada Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar
Jaring-jaring makanan adalah rantai makanan yang saling berhubungan
satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperti jaring-jaring.
Jaringjaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya
memakan satu jenis makhluk hidup lainnya. Jaring makanan ini sangat kompleks
dan rumit (Aryuliana, dkk 2006)
Peristiwa makan dan dimakan antar
organisme dalam suatu ekosistem membentuk struktur tropik yang
bertingkat-tingkat.
Setiap tingkat tropik merupakan
kumpulan berbagai organisme dengan sumber makanan tertentu, yaitu :
- Tingkat tropik 1 adalah kelompok organisme autotrop yang disebut produsen. Contohnya tumbuhan hijau dan fitoplankton.
- Tingkat tropik 2 adalah kelompok organisme heterotrop yang disebut konsumen primer, yaitu organisme pemakan tumbuhan (herbivor)
- Tingkat tropik 3 adalah konsumen sekunder, yaitu organisme pemakan herbivor ( disebut karnovor kecil)
- Tingkat tropik 3 adalah konsumen tersier, yaitu organiseme pemakan karnivor kecil )disebut karnivor besar)
Gambar 2. Jaring – Jaring Makanan Pada
Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar
1.3.3
Piramida Biomassa
Seringkali
piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam memperagakan aliran energi
dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistik dapat disajikan dengan
piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu.
Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme
di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat
diperkirakan.
Piramida
biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat
tertentu, dan diukur dalam gram. Untuk menghindari kerusakan habitat maka
biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian total seluruh
biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan didapat informasi yang
lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem.
Gambar 3. Piramida Biomassa
1.3.4
Piramida Makanan
Piramida
makanan adalah suatu piramida yang menggambarkan perbandingan komposisi jumlah
biomassa dan energi dari produsen sampai konsumen puncak dalam suatu ekosistem. Dalam
ekosistem yang seimbang jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen
tingkat I, jumlah konsumen tingkat II lebih banyak daripada konsumen tingkat
III, demikian seterusnya. Hal ini disebabkan oleh hilangnya energi pada setiap
tingkatan makanan. Jika rantai makanan digambarkan dari produsen sampai
konsumen tingkat tinggi, maka akan terbentuk suatu piramida makanan.
Pada rantai makanan telah kita ketahui bahwa tingkat tropik yang terdiri atas produsen, konsumen tingkat I, konsumen tingkat II, dan seterusnya. Produsen yang bersifat autotrof selalu menempati tingkatan tropik utama, herbivora menempati tingkat tropik kedua, karnivora menduduki tingkat tropik ketiga, dan seterusnya. Setiap perpindahan energi dari satu tingkat tropik ke tingkat tropik berikutnya akan terjadi pelepasan sebagian energi berupa panas sehingga jumlah energi pada rantai makanan untuk tingkat tropik yang semakin tinggi, jumlahnya semakin sedikit.
Pada rantai makanan telah kita ketahui bahwa tingkat tropik yang terdiri atas produsen, konsumen tingkat I, konsumen tingkat II, dan seterusnya. Produsen yang bersifat autotrof selalu menempati tingkatan tropik utama, herbivora menempati tingkat tropik kedua, karnivora menduduki tingkat tropik ketiga, dan seterusnya. Setiap perpindahan energi dari satu tingkat tropik ke tingkat tropik berikutnya akan terjadi pelepasan sebagian energi berupa panas sehingga jumlah energi pada rantai makanan untuk tingkat tropik yang semakin tinggi, jumlahnya semakin sedikit.
Gambar
4. Piramida Makanan
BAB
2
EKOSISTEM HUTAN DAN
RAWA AIR TAWAR DI DESA TASIK SERAI TIMUR KECAMATAN PINGGIR KABUPATEN BENGKALIS
2.1 Gambaran Umum
Lokasi Penelitian Ekosistem
Wilayah Cagar
Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (CB-GSK-BB) secara astronomis berada
diantara 101º11’ - 102º10’ Bujur Timur dan 00º44’ - 01º11’ Lintang Utara. Batas
sebelah selatan dan timur adalah batas alam jembatan Sungai Mandau di Balai
Pungut ke hilir sampai Teluk Lancang di Sungai Siak sampai muaranya di Selat
Panjang
Sumber
:http:///IPB-lapotan cagar biosfer.ac.id
Gambar
1. Lokasi Giam Siak Kecil – Bukit Batu
Batas
sebelah utara adalah batas alam pantai Selat Bengkalis, serta batas sebelah
barat adalah jalan antara Guntung sampai Duri hingga jembatan Balai Pungut di
Sungai Mandau . Secara administratif CB-GSK-BB terletak di wilayah Kabupaten
Bengkalis dan Kabupaten Siak (merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten
Bengkalis). Sebelum terjadi pemekaran, Kabupaten Bengkalis terdiri atas 9
(sembilan) kecamatan tetapi setelah adanya pemekaran, kabupaten ini hanya
terdiri dari 5 (lima) kecamatan, yaitu: (1) Pinggir, (2) Bukit Batu, (3) Siak
Kecil, (4) Mandau dan (5) Bengkalis. Sedangkan nama kecamatan yang masuk ke
dalam wilayah Kabupaten Siak adalah: (1) Siak, (2) Sungai Apit, (3) Minas dan
(4) Sungai Mandau.
Lokasi Cagar
Biosfer Giam Siak Kecil Dan Bukit Batu sekitar 280 km dari kota pekan baru
melalui jalan darat dengan jarak tempuh 6 jam butuh waktu yang cukup lama.
lokasi itu merupakan daerah zona transisi, terdapat 9 desa sekitar cagar
biosfer bukit batu antara lain : D. Buruk Bakul, D. Bukit Batu, D. Sukajadi, D.
Temiyang, D. Parit api, D. Tenggayun, D. Sepahat, D. Tanjung leban dan D.
Pelintung. disini budaya melayu sangat kental dengan tetap menjaga nilai-nilai
islami karena mayioritas bragama muslim.
Cagar
Biosfer Giam Siak Kecil Dan Bukit Batu, termasuk kawasan yang memiliki
karakteristik hamparan rawa gambut dialiri oleh dua sungai, Bukit Batu dan Siak
Kecil.Kawasan ini telah mendapat sertifikasi dari Program MAB - UNESCO pada
tanggal 26 May 2009, artinya Dunia internasional telah mengakui adanya Cagar
Biosfer baru di indonesia, kemudian peresmian oleh Menteri Kehutanan MS. Kaban
pada tanggal 1 juli 2009, Pekanbaru – Riau.
Berdasarkan Proposal Management Plan CB-GSK-BB
(MAB Indonesia 2008), luas areal CB-GSK-BB sekitar 705.271 ha yang terbagi
dalam wilayah Kabupaten Bengkalis sekitar 70% dan Kabupaten Siak sekitar 30% .
Khusus untuk area inti seluas ±178.722 ha, yang masuk dalam wilayah Kabupaten
Bengkalis 121.963 ha (68%) dan Kabupaten Siak 56.759 ha (32%). Luas kawasan
berdasarkan zonasinya terbagi dalam area inti, penyangga dan transisi. Berikut
penjelasan luasan zonasi dengan status lahannya.
a. Area Inti (Core Area)
Area inti memiliki luas sekitar 178.722 ha
(25%), merupakan perpaduan antara hutan konservasi dan hutan produksi alam yang
tidak dikonversi. Kawasan hutan penyusun area inti CB-GSK-BB terdiri dari Suaka
Margasatwa Giam Siak Kecil seluas sekitar 84.967 ha, Suaka Margasatwa Bukit
Batu seluas sekitar 21.500 ha, dan areal hutan produksi kelompok usaha Sinar
Mas Forestry dengan luas sekitar 72.255 ha (PT. Dexter Timber Perkasa Indonesia
31.475 ha, PT. Satria Perkasa Agung 23.383 ha, PT Sekato Pratama Makmur 12.302
ha, dan PT. Bukit
Batu Hutani Alam 5.095 ha).
Sumber
Dokumentasi Biologi 6D 2013
Gambar 2. Zona Cagar Biosfer Giam
Siak Kecil – Bukit Batu
b. Zona Penyangga (Buffer Zone)
Zona penyangga memiliki luas sekitar
222.425 ha (32%), sebagian besar terdiri atas hutan tanaman industri dan
sebagian kecil lahan lainnya. Zona penyangga dengan luas sekitar 195.259 ha ini
mencakup areal hutan tanaman industri (HTI) kelompok usaha Sinar Mas Forestry,
yaitu : PT. Arara Abadi, PT. Balai Kayang Mandiri, PT. Bukit Batu Hutani Alam,
PT. Riau Abadi Lestari, PT. Sakato Pratama Makmur, PT. Satria Perkasa Agung dan
sebagian kecil areal non Sinar Mas Forestry.
c. Area Transisi (Transition Area)
Wilayah area transisi memiliki luas sekitar
304.123 ha (43%). Sebagian besar adalah lahan non konsesi hutan dan sebagian
kecil areal hutan tanaman Sinar Mas Forestry seluas sekitar 5.665 ha. Area
transisi di sebelah selatan dan timur dibatasi oleh batas alam Sungai
Mandau-Sungai Siak sampai muaranya di Selat Panjang, sebelah utara adalah batas
alam pantai Selat Bengkalis serta sebelah barat dibatasi oleh jalan antara
Guntung sampai Duri hingga jembatan Sungai Mandau di Balai Pungut.
2.1.1
Lokasi Hutan Rawa Air Tawar
Kawasan hutan penyusun area inti CB-GSK-BB
terdiri dari Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil seluas sekitar 84.967 ha, Suaka
Margasatwa Bukit Batu seluas sekitar 21.500 ha, dan areal hutan produksi
kelompok usaha Sinar Mas Forestry dengan luas sekitar 72.255 ha (PT. Dexter
Timber Perkasa Indonesia 31.475 ha, PT. Satria Perkasa Agung 23.383 ha, PT
Sekato Pratama Makmur 12.302 ha, dan PT. Bukit Batu Hutani Alam 5.095 ha).
CG-GSK-BB menjadi khas karena Hutan Rawa Gambut yang tiada duanya di dunia ini, agak berbeda
kekhasannya dengan Hutan Gambut Semenanjung Kampar (dengan sedikit rawa).
Kekhasan lainnya adalah CG-GSK-BB ini diinisiasi oleh pihak swasta yang
bekerjasama dengan pemerintah melalui BBKSDA (Balai Besar Konservasi Sumber
Daya Alam). Di kawasan ini, nama Grup Sinar Mas cukup membaik karena grup
perusahaan inilah yang menginisiasi dari pihak swasta. Tetapi untuk kawasan
lainnya, nama Grup Sinar Mas cukup mengkhawatirkan karena terjadinya perluasan
perkebunan sawitnya yang tidak wajar (investigasi Greenpeace).
2.1.2
Pemanfaatan Ekosistem Hutan Rawa Air Rawa
Hutan
Rawa Air Tawar memiliki banyak manfaat bagi masyarakat setempat serta bagi hewan – hewan atau satwa yang hidup
disekitar hutan rawa air tawar. Adapun Manfaat hutan rawa air tawar sebagai berikut:
- Sebagai Cagar Alam Biosfer
- Mempengaruhi iklim meso bagi daerah
- Sumber Cadangan Air
- Memberikan Nilai Ekonomis
- Penyerapan karbon
2.2 Keanekaragaman Hayati
Ekosistem Hutan Air Tawar
2.2.1 keanekaragaman
flora
Lokasi Cagar
Biosfer yang akan di kunjungi yaitu Suaka Margasatwa Bukit Batu atau masyarakat
setempat menyebutnya dengan Hutan Sungai Bukit Batu, ini merupakan bagian areal
inti dari landscape Cagar Biosfer Keanekaragaman Hayati Suaka Margasatwa Bukit
Batu dari hasil survey LIPI menunjukan terdapat bermacam jenis pohon berkayu di
areal inti seperti kempas (Koompasia malacensis), Meranti batu (Shorea
uliginosa), Meranti bunga (Shorea teymanniana) Punak (Tetrameristra
glabra), Durian burung (Durio carinatus), Bintangur (Calophyllum
soulatri) ), Ramin (Gonystilus bancanus ) protected, kantong semar
(Nephentes spp).
Studi struktur dan komposisi flora di area
inti CB-GSK-BB dilakukan oleh LIPI pada tahun 2007. LIPI (2008a) melaporkan
sedikitnya terdapat 189 jenis tumbuhan yang tergolong dalam 113 marga dan 59
suku. Jumlah tersebut termasuk 3 jenis dari kelompok tumbuhan paku
(Pteridophyta) yaitu paku sarang burung (Asplenium nidus), paku pedang (Nephrolepis
radicans) dan paku udang (Stenochlaena palustris). Sisanya sebanyak
186 jenis termasuk dalam tumbuhan berbunga (Spermatophyta) yang tergolong dalam
110 marga dan 56 suku.
Berdasarkan
kondisi fisik dan sifat hidupnya, sebagian besar jenis tumbuhan tergolong dalam
kelompok pepohonan sebanyak 166 jenis, semak dan belukar 20 jenis serta liana
hanya 3 jenis. Kelompok epifit hanya 5 jenis yang umumnya adalah jenis anggrek.
Anggrek biasa tumbuh di media gambut pada lokasi terbuka pinggir kanal.
Adapun tumbuhan
penyususun ekosistem rawa air tawar dan hutan rawa air tawar:
1.Pandan
(Pandanaceae)
Nama setempat
|
:
|
Pandan,asau
|
Deskripsi
umum
|
:
|
Pohon
dapat mencapai ketinggian hingga 3-5m
|
Daun
|
:
|
Daunnya mempunyai besar 2-3m, lebar
8-12 cm, daun segi tiga lancip, tepi daun dan ibu tulang daun bagian bawah
berduri, tekstur daun berlilin, berwarna hijau muda atau tua.
|
Bunga
|
:
|
Bunga
jantan dan betina terdapat pada tumbuhan yang berbeda ,letak di ujung, benang
sari banyak, formasi paying
|
Buah
|
:
|
Buah letaknya terminal atau lateral.
Buahnya tersusun dalam karangan berbentuk membulat, seperti buah durian
yang letaknya terminal atau lateral, soliter atau berbentuk bulir.
|
Ekologi
|
:
|
Tumbuhan
pada habitat dengan subtrat berpasir
|
Penyebaran
|
:
|
terdapat di seluruh Indonesia
|
Manfaat
|
:
|
sebagai
tanaman hias dan bias dibuat tikar
|
Sumber Dokumentasi Biologi 6B2014
Gambar 3. Pandanace
2. Trembusu
Nama
setempat
|
:
|
Trambusu
|
Deskripsi
umum
|
:
|
Bercabang
banyak dan tinggi pohon bisa mencapai lebih dari 20 meter, dengan diameter
batang pohon hingga 100 cm.
|
Daun
|
:
|
Permukaan licin, bentuk jorong dan
pinggir daun rata
|
Bunga
|
:
|
Memiliki
mahkota kecil, dan benang sari melingkar.
|
Buah
|
:
|
Buahnya berbentuk bulat berwarna hijau
hingga kekuningan dengan diameter 2,5 - 3 Cm, menggantung pada tangkai buah.
Buahnya akan jatuh bila telah masak
|
Ekologi
|
:
|
Umumnya
tumbuh pada hutan dataran rendah, bahkan ada pula jenis yang tumbuh dekat
laut.
|
Penyebaran
|
:
|
Seluruh
daratan indonesia yang berpasir
|
Manfaat
|
:
|
Tanaman
ini mempunyai fungsi perlindungan ekosistem daratan dan perairan seperti
menahan abrasi, pengendali intrusi air, dan memelihara kualitas air terutama
air . Manfaat ekonomis antara lain sebagai penghasil kayu untuk bahan
konstruksi dan sebagai sumber bahan baku energi alternatif, mengingat biji
tanaman ini memiliki kandungan minyak yang dapat digunakan sebagai bahan
bakar nabati.
|
Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar 4. Trembusu
3.
Kayu putih (Malaleuca leucadendra)
Nama setempat
|
:
|
Gelam
(Sunda, Jawa), ghelam (Madura), inggolom (Batak), Gelam, kayu gelang, kayu
putih (Melayu), bru galang, Waru gelang (Sulawesi), nggielak, ngelak (Roti), lren,
sakelan (Piru), irano (Amahai), ai kelane (Hila), irono (Haruku).
|
Deskripsi
umum
|
:
|
Pohon,
tinggi 10-20 m, kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan
dengan permukaan kulit yang terkelupas tidak beraturan. Batang pohonnya tidak
terlalu besar, dengan percabangan yang menggantung kebawah
|
Daun
|
:
|
Daun tunggal, agak tebal seperti
kulit, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun berbentuk jorong atau
lanset, panjang 4,5-15 cm, lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing,
tepi rata, tulang daun hampir sejajar. Permukaan daun berambut, warna hijau
kelabu sampai hijau kecoklatan, Daun bila diremas atau dimemarkan berbau
minyak kayu putih.
|
Bunga
|
:
|
Perbungaan
majemuk bentuk bulir, bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota warna
putih, kepala putik berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan
|
Buah
|
:
|
Buah panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm,
warnanya coklat muda sampai coklat tua. Bijinya halus, sangat ringan seperti
sekam, berwarna kuning. Buahnya sebagai obat tradisional disebut merica
bolong
|
Ekologi
|
:
|
Tanaman
ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpi., dapat tumbuh di
dekat pantai di belakang hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan
kecil di tanah kering sampai basah.
|
Penyebaran
|
:
|
Tumbuh
yang baik di Indonesia bagian timur dan Australia bagian utara
|
Manfaat
|
:
|
Dimanfaatkan
sebagai sumber minyak kayu putih. Minyak dari pohon ini memberikan kehangatan
dan memiliki bau yang khas. Kulit pohon kayu putih memiliki rasa tawar dan
netral, biasa digunakan sebagai penenang. Daunnya pedas, kelat dan hangat,
berkhasiat untuk menghilangkan rasa sakit (analgetik), peluruh
keringat (diaporetik), antirematik, peluruh platus (karminatif),
pereda kolik (spasmolitik). Buahnya berbau aromatis dan pedas, mampu
meningkatkan nafsu makan (stomatik), dan obat sakit perut.
|
Sumber :
http://wikipidea.c
Gambar 5. Malaleuca leucadendra
Cucup
Nama
setempat
|
:
|
Cucup
|
Deskripsi
umum
|
:
|
Batang
sekitar 30 cm, dapat hidup dia air dan di darat, bentuk daun sperti jarum,
bunga bulir
|
Daun
|
:
|
Bentuk
jarum
|
Bunga
|
:
|
Bunga
bulir
|
Buah
|
:
|
Buah buni
|
Ekologi
|
:
|
Tanaman
ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpi., dapat tumbuh di
dekat pantai di belakang hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan
kecil di tanah kering sampai basah.
|
Penyebaran
|
:
|
Biasanya
terdapat dilingkungan rawa air tawar
|
Manfaat
|
:
|
Dapat
digunakan untuk bahan pembuatan tikar
|
Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar 6: cucup
Sp
Sawit (elaeis guineensis)
Nama
setempat
|
:
|
Sawit
|
Deskripsi
umum
|
:
|
Termasuk
dalam palmae, tinggi pohonnya sampai 2 m, bunga bentuk tandan, buah bentuk
tandan.
|
Daun
|
:
|
.berbentuk
sirip
|
Bunga
|
:
|
Bunga
tandan
|
Buah
|
:
|
Buah bentuk tandan
|
Ekologi
|
:
|
Tanaman
ini dapat ditemukan dari dataran rendah atau dataran tinggi sampai 400 m dpi,di
tanah berawa atau membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah.
|
Penyebaran
|
:
|
Tumbuh
yang baik di Indonesia bagian barat, Malaysia dan Australia
|
Manfaat
|
:
|
Sebagai
sumber bahan pokok pembuatan minyak, sumber ekonomi masyarakat
|
Sumber
Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar
7: sawit
2.2.2
Keanekaragaman Fauna
Ekosistem
hutan rawa air tawar mempunyai variasi kekayaan jenis fauna tersendiri.
1.
Mamalia
Banyak
jenis kelompok mamalia yang kurang menyenangi tingginya permukaan air yang
selalu menggenang selama musim hujan dan pasang naik pada rawa air tawar,
kecuali berang-berang (Lutra sumatrana) yang memang lebih banyak hidup
di perairan. LIPI (2008) melaporkan kelompok mamalia besar yang pernah ditemui
diantaranya adalah babi ,rusa,kelinci,kancil,gajah,teringgiling ini sudh hampir punah.. desa tasi
serai,kec.begkalis.
2.
Unggas
Kawasan lansekap Siak Kecil mempunyai
kekayan jenis burung yang tinggi. Menurut laporan Wetlands International tidak
kurang dari 156 jenis burung memanfaatkan daerah ini. Dua diantaranya merupakan
jenis yang tergolong langka, yaitu bangau storm (Ciconia stormi) dan anggung
. Terdapat 17 jenis yang terdaftar dalam
Appendix II CITES diantaranya adalah elang-alap cina (Accipiter soloensis),
elang-alap jambul (Accipiter trivirgatus), elang-alap jepang (Accipiter
gularis), kangkareng perut putih (Anthracoceros albirostris) dan
elang brontok (Spizaetus cirrhatus).
Gambar 11. Bangau storm (Ciconia
stormi) & Elang brontok (Spizaetus cirrhatus)
3.
Amfibi
Dan Reptil
Keanekaragaman jenis amfibia dan reptilia
tergolong tidak tinggi. Studi awal amfibia oleh LIPI (2008) menunjukan bahwa
jumlah jenisnya hanya 11 jenis, kodok buduk (Pseudobufo subasper) adalah
yang paling dominan di area inti CB-GSK-BB. Jumlah reptilia terdapat 9 jenis
ular dari 133 jenis dan 3 jenis kadal dari 73 jenis yang terdapat di Sumatera.
Beberapa jenis reptilia yang ditemukan diantaranya adalah ular air,labi-labi (Amyda
cartilaginea), kura – kura dan buaya
senyulong (Tomistoma schlegelii).
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/kodok
buduk- buaya,kura-kura
Gambar 12. Kodo Buduk (Pseudobufo
subasper), Buaya Senyulong (Tomistoma schlegelii), kura-kura
4.
Pisces
Kelompok ikan, ditemukan 30 jenis yang
sebagian besar tergolong ikan rawa gambut dan hanya beberapa jenis yang juga
mampu hidup di perairan umum non-gambut. Hampir semua jenis ikan yang terdapat
di daerah ini adalah jenis ikan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Beberapa
diantaranya adalah ikan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, yaitu tapah (Wallago
attu), toman (Channa sp.), kepar (Ballontia hasseltii), slays
(Kryptopterus macrocephalus) dan sejenis mujair (Helostoma temminckii).
Selain jenis ikan konsumsi, ada beberapa jenis yang merupakan ikan hias diantaranya
dari genus Rasbora.
Kelompok fauna
yang belum banyak diinventarisasi adalah kelompok crustacea dan mollusca
serta insecta. Tetapi pada umumnya didaerah rawa kelompok crustacean seperti udang dan remis sangat melimpah di
ekosistem hutan rawa air tawar.
Sumber: http//www.google.com/html
Gambar: ikan gabus
2.3 Jaring-Jaring Makanan Ekosistem
Hutan Air Tawar
Rantai makanan adalah perjalanan
makan dan dimakan dengan urutan tertentu antara mahluk hidup. Selanjtnya ketika
rantai –
rantai makanan tersebut saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa
sehinga membentuk seperti jaring – jaring makanan. Jaring – jaring makanan
terjadi karena setiap jenis mahluk hidup tak hanya memakan satu jenis mahluk
hidup lainnya.
Dalam jaring – jaring makanan
terdapat aliran energi. Peristiwa terjadinya pemindahan energi terjadi melalui
proses makan memakan didalam suatu rantai makanan dan jaring – jaring makanan.
Namun untuk jaring – jaring makanan terjadi pada tingkatan yang kompleks.
Jarring – jarring makanan ini tersusun oleh beberapa rantai makanan yang
berhubungan. Aliran energi mulai dari produsen hingga konsumen, jumlah ahkirnya
tak sama.
Pada
rawa air tawar , yang menjadi produsen adalah fitoplankton. Fitoplankton merupakan
organisme yang berukuran renik, sekitar 1μm-200μm, sebagian besar terdiri dari
alga (ganggang) bersel tunggal yang berukuran renik,ada juga yang berbentuk
koloni (Ahmad Mudjiman, 2004) Fitoplankton memegang peranan yang sangat penting
dalam ekosistem perairan karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis.
Proses fotosintesis pada air yang dilakukan oleh fitoplankton (produsen)
merupakan sumber nutrisi utama bagi organisme air lainnya yang berperan sebagai
konsumen. Konsumen I adalah zooplankton,untuk konsumen II adalah ikan – ikan
kecil , selanjutnya konsumen III bisa berupa ikan besar atau burung pemangsa
ikan.
2.4.Interaksi Antar
Tumbuhan pada Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar
Suatu ekosistem akan terjadi interaksi antara
komponen biotik dan abiotik. Hubungan antara organisme dengan lingkungannya
menyebabkan terjadinya aliran energy pad sistem tersebut. Dari pola interaksi
yang dibangun oleh komponen-komponen yang ada di dalamnya. Komponen tersebut,
baik itu abiotik dan biotik, saling terkait satu sama lainnya. Masing-masing
komponen tak bisa berdiri secara sendiri-sendiri sehingga pada akhirnya
membentuk sebuah kesatuan harmoni. Interaksi dalam ekosistem ini pada akhirnya
akan melibatkan beberapa pola yakni interaksi antar-individu atau
antar-organisme, interaksi antar-populasi serta interaksi antar-komunitas.
Interaksi yang seimbang dan selaras akan berujung pada keseimbangan ekosistem
yang menghasilkan harmoni.
2.4.1 Interaksi Antar Organisme
Memahami interaksi
dalam ekosistem harus dimulai dari pengamatan terhadap interaksi antara
individu yang satu dengan individu lainnya atau organisme yang satu dengan
organisme lainnya. Interaksi ini adalah suatu hal yang mutlak sebab suatu
individu tak akan pernah lepas dari individu lainnya. Interaksi antar-individu
tersebut bisa dengan mudah dijumpai di dalam sebuah populasi atau suatu
komunitas. Untuk memudahkan pemahaman, maka interaksi antar-individu tersebut
dibagi ke dalam beberapa dua kelompok yakni:
1.
Netralisme
Hubungan
tidak saling menggangu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat
tidak menguntungkan ataupun merugikan kedua belah pihak. Contoh: antara capung dengan rumput
Sumber
: https://www.google.com/search?q
Gambar 20 . Hubungan
Netralisme
2. Simbiosis
Simbiosis ini diartikan sebagai
suatu pola hubungan bersama antara dua mahluk hidup yang berbeda jenis.
Simbiosis ini kemudian dibagi lagi ke dalam tiga kelompok, antara lain:
a.
Simbiosis mutualisme.
Hubungan
ini adalah jenis hubungan dimana dua makhluk hidup yang berbeda tersebut saling
diuntungkan. Contoh simbiosis mutualisme adalah hubungan di antara bunga dan
lebah, burung jalak dan juga badak dan masih banyak lagi lainnya.Hubungan
antara bunga malaleuca dan lebah misalnya, keduanya mendapatkan keuntungan
dimana lebah mendapatkan madu bunga sekaligus membantu bunga dalam melakukan
penyerbukan
Contoh: burung
gereja yang memakan biji dari pohon trembusu
b.Simbiosis Paratisme.
Hubungan
ini melibatkan dua mahluk hidup berbeda jenis dimana tercipta hubungan yang
menguntungkan dan merugikan. Mahluk hidup yang dirugikan disebut inang dan yang
mendapat keuntungan disebut dengan parasit. Contoh hubungan ini adalah ulat
dengan tanaman .
c. Simbiosis Komensialisme.
Hubungan yang satu ini melibatkan dua
mahluk hidup yang berbeda dimana yang satu diuntungkan dan yang lainnya tidak
dirugikan. Contoh hubungan ini adalah tanaman anggrek dan pohon tempat ia hidup,
ikan hiu dengan ikan remora dan masih banyak lagi lainnya.
Sumber Dokumentasi Biologi 6D 2013
Gambar 21. Tanaman Kantung Semar Yang Melilit Tanaman Pandan
3.
Predatorisme
Adalah suatu hubungan dimana makhluk
hidup yang satu memangsa makhluk hidup lainnya. Contoh hubungan ini adalah
buaya memangsa ikan – ikan atau burung
elang yang memangsa ular dan masih banyak lagi lainnya.
Sumber :
http//indonesiaindonesia.com
Gambar
20. Buaya Memangsa Ikan
2.4.2
Interaksi Antar Populasi
Antara
populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara
langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya (Elfis,2006).Contoh interaksi
antar populasi adalah sebagai berikut :
1. Alelopati merupakan interaksi antar
populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi
tumbuhnya populasi lain.Contoh: Pohon
walnut yang jarang ditumbuhi tanaman lainnya di sekitar ia tumbuh sebab ia
menghasilkan zat yang bersifat racun atau toksik. Pola hubungan ini disebut
juga dengan nama anabiosa.
2. Kompetisi merupakan interaksi antar
populasi, bila antar populasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi
persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh persaingan antara
buaya , ular rawa dan burung pemangsa ikan dalam mendapatkan ikan pada perairan
rawa air tawar.
2.4.3
Interaksi Antar Komunitas
Komunitas
adalah kumpulan populasi yang berbeda disutu daerah yang sama dan saling
berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas hutan dan rawa air tawar.
Komunitas hutan disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya : beruang,
babi, burung, ular, dan gulma. Komunitas rawa air tawar terdiri dari ikan,
udang, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas
hutan dan rawa air tawar terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari
air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas
tersebut.Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan
organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat
kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang
berbeda misalnya laut dan darat.
Contoh interaksi yang dapat kami
amati pada ekosistem hutan rawa air tawar pada daerah Giam Siak Kecil yaitu
populasi kayu gelam dengan pandan, kayu gelam dengan alang – alang, dll.
Interaksi yang ditunjukkan adalah kompetisi dalam memperoleh energi. Selain itu
terjadi juga interaksi makan dan dimakan, antara burung dan ikan, buaya dan
ikan , dll
2.5. Hubungan Antara Komponen Abiotik dan Biotik
Keberadaan komponen abiotik dalam
ekosistem sangat mempengaruhi komponen biotik. Misalnya : tumbuhan dapat hidup
baik apabila lingkungan memberikan unsur-unsur yang dibutuhkan tumbuhan
tersebut, contohnya air, udara, cahaya, dan garam–garam mineral. Begitu juga
sebaliknya komponen biotik sangat mempengaruhi komponen abiotik yaitu tumbuhan
yang ada di hutan sangat mempengaruhi keberadaan air, sehingga mata air dapat
bertahan, tanah menjadi subur. Tetapi apabila tidak ada tumbuhan, air tidak
dapat tertahan sehingga dapat menyebabkan tanah longsor dan menjadi tandus.
Komponen abiotik yang tidak tergantung dengan biotik antara lain: gaya
grafitasi, matahari, tekanan udara
1.
Komponen Abiotik
Abiotik
adalah semua benda yang tak hidup yang terdapat dalam suatu ekosistem. Misalnya
air, tanah, batu, pasir, udara, cahaya, suhu, dan gaya tarik bumi.
a.Tanah
Tanah
berperan penting bagi tumbuhan, hewan, dan manusia, sebagai tempat tumbuh dan
hidupnya tanaman, melakukan aktivitas kehidupan, tempat berlindungnya hewan
tertentu seperti tikus dan serangga, serta sumber nutrisi bagi tanaman. Kondisi
tanah ditentukan oleh derajat keasaman (pH) tanah, tekstur atau komposisi tanah
yang mempengaruhi kemampuan tanah terhadap penyerapan air, garam mineral dan
nutrisi yang sangat penting bagi tanaman.
Tanah
pada ekosistem rawa pada umumnya adalah tanah organosol. Tanah organosol adalah
tanah yang terbentuk dari bahan induk yang
di dalamnya terkandung bahan organik dan tanah rawa.Jenis tanah
organosol pada ekosistem hutan rawa air tawar adalah tanah gambu. Tanah ini
dihasilkan dari proses pembusukan yang kurang sempurna dari tumbuhan yang
berada di daerah yang selalu tergenang oleh air seperti rawa. Berikut ini
adalah karakteristik dari tanah gambut :
·
Kandungan bahan organik
yan tinggi karena berasal dari sisa tanaman mati dalam keadaan penggenangan
permanen
·
Kadar hara makro tidak
seimbang
·
Kadar hara mikro sangat
rendah
·
Daya menahan air sangat
besar dan jika mengalami pengeringan tanah mengalami pengerutan
·
Jika dilakukan
pembuangan air (drainase) permukaan tanah akan mengalami penurunan
Sumber
Dokumentasi Biologi 6b2014
Gambar 13. Kondisi
Tanah Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar
Sedangkan
menurut (Mulyadi dalam Majid, 2010)
mengatakan bahwa tanah merupakan suatu sistem yang ada dalam suatu keseimbangan
yang dinamis dengan lingkungannya. Tanah tersusun dari 5 komponen yaitu :
1. Partikel mineral, berupa fraksi
organik. Perombakan dari bahan – bahan bebatuan dan anorganik yang ada di
permukaan bumi
2. Bahan organik
3. Air
4. Udara tanah, dan
5. Kehidupan jasad renik
Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh tekstur dan struktur
tanah. Tekstur tanah berkaitan dengan kemampuan tanah untuk menahan air dan
juga reaksi kimia tanah.Contohnya, tanah dengan tekstur dominan pasir cenderung
mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman.Sehingga akan merugikan
bagi tumbahan karena nutrisi yang di butuhkan agar pertumbuhannya dapat
maksimum tidak didapati. Struktur tanah
terbentuk melalui agregasi
berbagai partikel tanah yang menghasilkan bentuk/susunan tertentu pada tanah. Struktur tanah juga menentukan ukuran
dan jumlah rongga antar partikel tanah yang mempengaruhi pergerakan
air,udara,akar tumbuhan,dan organisme tanah.
Tanah mengandung
berbagai macam unsur-unsur makro maupun mikro yang berguna bagi tanaman. Dengan
struktur tanah yang mantap (terdapat bahan organik yang cukup, mikroorganisme
yang menguntungkan satu sama lain, dan pori-pori tanah cukup baik), maka aerasi
(pertukaran O2, CO2, maupun gas-gas lainnya di dalam
tanah) akan mampu mencukupi kebutuhan tanaman terhadap unsur-unsur tersebut.
Sehingga, tanaman mampu melakukan proses metabolisme dengan baik.
Menurut Kemas Ali Hanafiah, tanah pada masa kini sebagai
media tumbuh tanaman didefinisikan sebagai “lapisan permukaan bumi yang secara
fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh-berkembangnya perakaran penompang tegak
tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara secara kimiawi
berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan
anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu,
Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain) dan secara biologis berfungsi sebagai habitat
biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan
zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara
integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan
produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industri perkebunan, maupun
kehutanan (Dasar-dasar ilmu tanah, 2009)”.
Atas dasar definisi ini maka
tanah sebagai media
tumbuh mempunyai empat fungsi utama, yaitu :
1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang
mempunyai dua peran utama, yaitu :
a. Penyokong
tegak tumbuhnya trubus (bagian atas) tanaman
b. Sebagai
penyerap zat-zat yang dibutuhkan tetanaman
2. Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk
melaksanakan aktivitas metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk
berproduksi, meliputi air, udara dan unsur-unsur hara
3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang
berfungsi dalam menunjang aktivitasnya supaya berlangsung optimum, meliputi
zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota terutama mikroflora tanah seperti :.
a. Zat-zat pemacu tumbuh (hormone, vitamin dan
asam-asam organic
khas)
b. Antibiotik dan toksin yang berfungsi sebagai
anti hama-penyakit tanaman di dalam tanah dan
c. Senyawa-senyawa atau enzim yang berfungsi
dalam penyediaan kebutuhan primer tersebut atau transformasi zat-zat toksik
eksternal seperti pestisida dan limbah industry berbahaya
4. Habitat biota tanah, baik yang berdampak
positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan
primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negative karena
merupakan hama-penyakit tanaman.
Berdasarkan
dari penelitian yang dilakukan dilihat dari tekstur pada ekosistem hutan rawa
air tawar di desa Tasik Serai Timur , keadaan tanah pada rawa merupakan tanah
lumpur berwarna hitam kecoklatan. Tanah seperti ini biasanya memiliki kandungan
bahan organik yang
tingggi di dalam tanahnya. Sedangkan keadaan tanah khusus pada hutan rawa air
tawarnya, tanah ditutupi oleh lapisan
yang berasal dari pembusukan sisa makhluk hidup dan hasil dari pelapukan pohon- pohon yang sudah
puluhan tahun, dan sampah – sampah dedaunan pada pohon sekitar . Sehingga tanah
pada hutan mengandung banyak bahan mineral dan bahan organik yang dimanfaatkan
oleh tumbuhan sekitar sebagai sumber nutrisi, dan digunakan oleh berbagai macam
hewan sebagai habitatnya.
Berdasarakan kriteria
penilian kesuburan tanah menurut pusat penelitian tanah (Pusat Penelitian Tanah
dan Agroklimat,1993) di desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir Kabupaten Siak tahun 2013
diperoleh data sebagai berikut
:
Tabel 1. Kriteria Penilaian
Kesuburan Tanah Menurut Pusat Penelitian Tanah (Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat,1993)
Ciri – Ciri Tanah
|
Tingkatan
|
||||||||
Sangat Rendah
|
Rendah
|
Sedang
|
Tinggi
|
Sangat
Tinggi
|
|||||
C – organic (%)
|
> 1,00
|
1,00 – 2,00
|
2,01-3,00
|
3,01- 5,00
|
> 5,00
|
||||
N – total ( %)
a.
Mineral
b.
Gambut
|
> 0,10
|
0,10-0,20
< 0,80
|
0,21 – 0,50
0, 80 -2,50
|
0,51 – 0,75
> 2,50
|
> 0,75
|
||||
Rasio C/N
|
< 5
|
5-10
|
11-15
|
16-25
|
>25
|
||||
P205 Bray 1 (ppm)
|
< 10
|
10-15
|
16-25
|
26-35
|
> 35
|
||||
K (me/100 g)
|
< 0,10
|
0,10-0,20
|
0,30- 0,50
|
0,60-1,00
|
>1,00
|
||||
Na (me/100 g)
|
< 0,10
|
0,10-0,30
|
0,40-0,70
|
0,80-1.00
|
> 1,00
|
||||
Mg (me/100 g)
|
< 0,40
|
0,40-1,00
|
1,10-2,00
|
2,10-8,00
|
>8,0
|
||||
Ca (me/100 g)
|
< 2
|
2-5
|
6-10
|
11-20
|
>20
|
||||
KTK (me/100 g)
|
< 5
|
5-16
|
17-24
|
25-40
|
>40
|
||||
Kejenuhan Basa (%)
|
< 20
|
20-35
|
36-50
|
51-70
|
>70
|
||||
Kadar Abu (%)
|
-
|
< 5
|
5-10
|
> 10
|
-
|
||||
Sangat Masam
|
Masam
|
Agak Masam
|
Netral
|
Agak Alkalis
|
Alkalis
|
||||
pH (H2O)
a.
Mineral
|
< 4,5
|
4,5 -5,5
|
5,6-6,5
|
6,6-7,5
|
7,6-8,5
|
>8,5
|
|||
Sangat Masam
|
Sedang
|
Tinggi
|
|||||||
pH (H2O)
b.
Gambut
|
< 4,40
|
4-5
|
> 5
|
||||||
Dari
hasil analisis agregat tanah pada Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar di desa
Tasik Serai Timur Kecamatan PinggIr Kabupaten Siak tahun 2014 oleh Laboratorium Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Riau . Maka didapati hasil sebagai berikut :
Tabel 2. Kisaran
Nilai dan Tingkat Penilian Analisis Agregat Kimia Tanah
Hutan Rawa Air
Tawar Di desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir Kabupaten Siak
Sifat Kimia Tanah
|
Kedalaman Lapisan Contoh (Cm)
|
|||
0-30
|
30-60
|
|||
Nilai
|
Peringkat
|
Nilai
|
Peringkat
|
|
pH (H2O)
|
5,0-5,5
|
S
|
5,0-5,8
|
S
|
C – organik (%)
|
33,36-55,31
|
ST
|
19,38 – 55,56
|
ST
|
N – total (%)
|
0,68 -1,35
|
SR – S
|
0,38 – 0,93
|
SR – S
|
P2O5 Bray 1(ppm)
|
13,5-13,6
|
R
|
13,0 – 16,
|
R
|
Ca (me/100 g)
|
3,01- 7,31
|
R – S
|
1,37 – 3,69
|
SR – R
|
Mg (me/100 g)
|
1,13 -1,55
|
S
|
0,91 – 1,51
|
R – S
|
K (me/100 g)
|
0,30 - 1,55
|
S – ST
|
0,55 – 0,73
|
S – T
|
Na (me/100 g)
|
0,98 – 3,63
|
T – ST
|
0,98 – 1,73
|
T –ST
|
Total Basa (me/100 g)
|
7,19 – 10,05
|
5,03 – 5,33
|
||
KTK (me/100 g)
|
68,5 – 151,6
|
ST
|
67,5 -177,8
|
ST
|
Kejenuhan Basa (%)
|
5,7 – 15,7
|
SR
|
3,9 – 7,5
|
SR
|
Kadar Abu (%)
|
33,06 – 61,71
|
ST
|
31,65 – 66,83
|
ST
|
Kadar Air Lapang (%)
|
181,6 – 535,6
|
183,5 – 553,3
|
||
Kadar Air Tanah (%)
|
137,6 -336,9
|
89,3 – 303,3
|
||
Kterangan :
SM = Sangat masam T = Tinggi R = Rendah
ST = Sangat tinggi S = Sedang SR = Sangat
rendah
|
b.Air
Semua organisme hidup tidak dapat
lepas dari ketergantungannya terhadap air. Air diperlukan organisme dalam
jumlah yang sesuai dengan kebutuhannya, tergantung dari kemampuannya menghemat
penggunaan air. Organisme yang hidup pada habitat kering umumnya memiliki cara
penghematan air dan jika tidak
mampu
mempertahanka diri maka akan mati. Keadaan air sangat ditentukan oleh
faktor-faktor
berikut:
1.Salinitas
atau kadar garam
Salinitas atau kadar
garam bagi organisme yang hidup pada habitat air sangat berpengaruh. Salinitas pada ekosistem hutan
rawa air tawar termasuk kedalam kategori bersalinitas rendah yaitu sekitar 0 –
0,4 ppt, hal ini dikarenakan air sungai yang menyebabkan pasang surut pada rawa
juga tidak memiliki kadar salinitas yang tinggi. Oleh karena itu dominasi
tumbuhanyang hidup di sekitar rawa air tawar, adalah tanaman – tanaman yang
tidak memiliki daya rentang yang tinggi terhadap salinitas.
2.Curah
hujan
Curah
hujan mempengaruhi jenis organisme yang hidup pada suatu tempat.Jumlah, durasi,
dan distribusi curah hujan merupakan faktor yang sangat penting. Karena selain
air berasal dari sungai, air yang terdapat pada rawa bersumber dari hujan.
Selanjutnya curah hujan juga akan mempengaruhi faktor lainnya seperti suhu dan
kelembaban pada ekosistem rawa. Arus air mempengaruhi jenis hewan dan tumbuhan
yang dapat hidup pada habitat air
tertentu. Selain itu arus air juga akan mempengaruhi nutrient yang terbawa
sampai ke rawa yang akan mempengaruhi kesuburan, keberagaman dan distribusi
vegetasi pada rawa tersebut.
3.Suhu atau Temperatur Udara
Merupakan derajat panas dari aktivitas molekul dalam
atmosfer, dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F).
Alat yang biasa digunakan untuk mengukur suhu adalah Termometer. Tingkat penerimaan
panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor , antara lain :
a. Sudut datang sinar matahari, yaitu sudut
yang dibentuk oleh permukaan bumi dengan arah datangnya sinar matahari.
b.Lama waktu penyinaran matahari
c. Keadaan muka bumi (daratan dan lautan )
d.
Banyak
sedikitnya awan
Berdasarakan rekapitulasi data klimatologis sekunder dari
CSR PT. IKPP/RGM Group di desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir Kabupaten
Siak tahun 2014 diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 3. Rata – Rata Intensitas Radiasi Matahari (Watt/m²)
No
|
Bulan
|
Radiasi Matahari (Watt/m²/menit)
|
||||||
9.00
|
10.00
|
11.00
|
12.00
|
13.00
|
14.00
|
15.00
|
||
1
|
April
|
32,9684
|
42,3124
|
49,3486
|
78,0328
|
92,8931
|
82,0290
|
82,0290
|
2
|
Mei
|
300,0468
|
314,83
56
|
316,84
98
|
335,4493
|
354,33
46
|
318,0550
|
318,05
50
|
3
|
Juni
|
318,0331
|
313,05
63
|
313,31
43
|
241,3313
|
331,94
63
|
335,92
41
|
335,92
41
|
4
|
Juli
|
98,9733
|
241,77
33
|
241,62
41
|
241,6431
|
334,56
35
|
241,56
33
|
241,56
33
|
5
|
Agustus
|
83,9870
|
89,9954
|
303,03
40
|
331,3053
|
331,33
04
|
241,03
14
|
241,03
14
|
6
|
September
|
74,7663
|
78,3315
|
98,7733
|
330,4313
|
331,576
|
33587
75
|
335,87
75
|
7
|
Oktober
|
56,3183
|
67,9933
|
89,0316
|
304,7854
|
331,99
30
|
241,88
93
|
241,88
93
|
8
|
November
|
45,7888
|
54,7453
|
73,8893
|
93,9241
|
303,88
33
|
98,9834
|
98,9834
|
9
|
Desember
|
83,8870
|
88,8854
|
303,03
40
|
331,3053
|
331,33
04
|
241,03
14
|
241,03
14
|
10
|
Januari
|
74,7663
|
78,3315
|
88,7733
|
330,4313
|
331,55
76
|
335,87
75
|
335,87
75
|
11
|
Februari
|
56,3183
|
67,8833
|
88,0316
|
304,7854
|
331,88
30
|
241,88
83
|
241,88
83
|
12
|
Maret
|
45,7888
|
54,7543
|
73,8883
|
83,8241
|
303,88
33
|
88,8834
|
88,8834
|
Tabel 4. Rata – Rata Suhu Udara Harian (ºC)
No
|
Bulan
|
Suhu Udara Harian (ºC)
|
||||||
9.00
|
10.00
|
11.00
|
12.00
|
13.00
|
14.00
|
15.00
|
||
1
|
April
|
29,7
|
30,6
|
31,6
|
31,5
|
31,9
|
31,7
|
31,7
|
2
|
Mei
|
29,3
|
30,7
|
31,5
|
31,7
|
31,3
|
31,9
|
31,9
|
3
|
Juni
|
29,3
|
30,4
|
31,6
|
30,6
|
30,3
|
31,7
|
31,3
|
4
|
Juli
|
29,4
|
30,9
|
31,9
|
30,5
|
30,4
|
30,3
|
31,7
|
5
|
Agustus
|
29,5
|
30,3
|
31,9
|
30,6
|
30,3
|
31,8
|
31,8
|
6
|
September
|
29,7
|
30,8
|
31,7
|
30,4
|
31,8
|
31,3
|
31,
|
7
|
Oktober
|
29,4
|
30,3
|
31,7
|
30,3
|
31,7
|
31,3
|
31,3
|
8
|
November
|
29,3
|
30,3
|
31,4
|
31,6
|
31,3
|
31,5
|
31,9
|
9
|
Desember
|
29,5
|
30,3
|
31,9
|
30,6
|
30,3
|
31,8
|
31,8
|
10
|
Januari
|
29,7
|
30,8
|
31,7
|
30,4
|
31,9
|
31,3
|
31,6
|
11
|
Februari
|
29,4
|
30,3
|
31,7
|
30,3
|
31,7
|
31,3
|
31,3
|
12
|
Maret
|
29,3
|
30,3
|
31,4
|
31,6
|
31,3
|
31,5
|
31,9
|
4.Kelembaban Udara
Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang
tergandung di dalam udara. Kandungan uap air akan meningkat, jika banyak air
yang berubah dari bentuk cair ke bentuk gas. Proses ini dapat terjadi jika ada
masukan energi. Sumber energi utama yang dimanfaatkan dalam proses penguapan
air ini adalah radiasi matahari. Alat yang biasa digunakan untuk mengukur
kelembaban udara pada suatu daerah disebut Hygrometer.
Berdasarakan
rekapitulasi data klimatologis sekunder dari CSR PT. IKPP/RGM Group di desa
Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir Kabupaten Siak tahun 2014 diperoleh data
sebagai berikut :
Tabel 5. Rata – Rata Kelembaban
Udara (%)
No
|
Bulan
|
Kelembaban
Udara (%)
|
||||||
9.00
|
10.00
|
11.00
|
12.00
|
13.00
|
14.00
|
15.00
|
||
1
|
April
|
88
|
84
|
83
|
75
|
76
|
75
|
75
|
2
|
Mei
|
85
|
83
|
83
|
73
|
73
|
73
|
73
|
3
|
Juni
|
89
|
88
|
85
|
73
|
73
|
75
|
77
|
4
|
Juli
|
80
|
88
|
85
|
73
|
73
|
73
|
73
|
5
|
Agustus
|
88
|
83
|
83
|
75
|
76
|
75
|
75
|
6
|
September
|
83
|
80
|
85
|
75
|
75
|
76
|
77
|
7
|
Oktober
|
84
|
83
|
85
|
75
|
75
|
75
|
79
|
8
|
November
|
85
|
83
|
80
|
79
|
75
|
75
|
79
|
9
|
Desember
|
80
|
88
|
85
|
73
|
73
|
73
|
73
|
10
|
Januari
|
88
|
83
|
83
|
75
|
76
|
75
|
75
|
11
|
Februari
|
83
|
80
|
85
|
75
|
75
|
76
|
77
|
12
|
Maret
|
84
|
83
|
85
|
75
|
75
|
75
|
79
|
5.
Topografi
Merupakan
variasi letak suatu tempat di permukaan bumi ditinjau pada ketinggian dari
permukaan air laut, garis bujur, dan garis lintang. Perbedaan topografi
menyebabkan jatuhnya cahaya matahari menjadi berbeda, menyebabkan suhu,
kelembaban, dan tekanan udara maupun pencahayaan juga berbeda. Hal ini yang
mempengaruhi persebaran organisme. Dari lokasi penelitian keadaan topografi
lansekap Cagar Biosfer GSK-BB sebagian besar merupakan dataran dengan
ketinggian dari 0-50 mdpl.
6.
Iklim
Iklim
merupakan kombinasi berbagai komponen abiotik pada suatu tempat, seperti
kelembaban udara, suhu, cahaya, curah hujan dan lain-lain. Kombinasi abiotik
ini berkaitan dengan kesuburan tanah dan komunitas tumbuhan pada suatu tempat.
Secara garis besar iklim di lansekap CB-GSK-BB adalah iklim tropis pantai
Sumatera yang sangat dipengaruhi oleh kondisi dan situasi laut dengan
temperatur berkisar 26°-32°C. Musim hujan biasa terjadi diantara bulan
September hingga Januari dengan curah hujan rata-rata berkisar antara 809-4.078
mm/tahun. Periode kering (musim kemarau) biasanya terjadi diantara bulan
Februari hingga Agustus (IPB)
2.KomponenBiotik
Semua hewan dan tumbuhan yang terdapat dalam suatu ekosistem merupakan suatu biotik. Menurut peranannya, komponen ini dibagi tiga golongan, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai).
Semua hewan dan tumbuhan yang terdapat dalam suatu ekosistem merupakan suatu biotik. Menurut peranannya, komponen ini dibagi tiga golongan, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai).
a) Produsen
Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar 15. Tanaman Sebagai Produsen
Di Dalam Ekosistem
Produsen adalah golongan mahluk hidup yang
dapat menghasilkan makanan sendiri. Golongan ini adalah semua tumbuhan yang
mempunyai zat hijau daun (klorofil). Dengan bantuan sinar (matahari), tumbuhan
melakukan fotosintesis yang menghasilkan karbohidrat dan oksigen.
b)Konsumen
Konsumen adalah kelompok mahluk hidup yang tidak dapat membuat makanannya sendiri. Kelompok ini meliputi semua hewan dan manusia. Untuk memperoleh makanannya, konsumen santa bergantung pada produsen, baik langsung maupun tidak. Setiap hewan yang makan tumbuhan secara langsung dinamakan konsumen tingkat I. Hewan yang makan konsumen tingkat I disebut konsumen tingkat II dan seterusnya
Konsumen adalah kelompok mahluk hidup yang tidak dapat membuat makanannya sendiri. Kelompok ini meliputi semua hewan dan manusia. Untuk memperoleh makanannya, konsumen santa bergantung pada produsen, baik langsung maupun tidak. Setiap hewan yang makan tumbuhan secara langsung dinamakan konsumen tingkat I. Hewan yang makan konsumen tingkat I disebut konsumen tingkat II dan seterusnya
c) Pengurai
Sumber
Dokumentasi Biologi 6D 2013
Gambar
16. Pengurai (Belatung) Yang Terdapat Pada Ikan Yang Telah Mati
Pengurai
bertugas menguraikan kembali zat yang terdapat dalam mahluk hidup yang sudah
mati. Mahluk hidup yang berperan sebagai pengurai adalah bakteri dan jamur yang
bersifat saprofit (hidup pada sampah atau sisa mahluk hidup). Organisme
pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan
yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Golongan pengurai
yang lainpada ekosistem ini adalah bentos yang berupa cacing darah atau larva chironomid (Susanto 2000).
3.
Perubahan komponen
biotik
Dalam
suatu ekosistem, jumlah tiap-tiap konsumen komponen biotik akan mengalami
perubahan yang teratur sehingga perbandingannya selalu tetap. Perubahan jumlah
produsen akan diikuti oleh perubahan pada konsumen I, konsumen II, konsumen III
dan seterusnya. Perubahan pada komponen biotik ini terjadi secara alamiah.
Gelombang turun naiknya jumlah populasi dengan irama yang tetap disebut
fluktasi populasi.Di dalam ekosistem terjadi saling ketergantungan antar
komponen, sehingga apabila salah satu komponen mengalami gangguan maka
mempengaruhi komponen lainnya. Ekosistem dikatakan seimbang apabila jumlah
antara produsen, konsumen I dan konsumen II seimbang.
2.6,
Pola Ketergantungan Biotik Terhadap Hutan Rawa Air Tawar
1.Tumbuhan
epifit
Tumbuhan epifit
adalah tumbuhan yang menumpang pada tumbuhan lain sebagai tempat hidupnya.
Namanya dibentuk dari bahasa Yunani: epi-, permukaan atau tutup, dan phyton,
tumbuhan atau pohon. Berbeda dengan parasit, epifit dapat sepenuhnya mandiri,
lepas dari tanah sebagai penyangga dan penyedia hara bagi kehidupannya, maupun
dari hara yang disediakan tumbuhan lain. Air diperoleh dari hujan, embun, atau
uap air. Hara mineral diperoleh dari debu atau hasil dekomposisi batang serta
sisa-sisa bagian tumbuhan lain yang terurai. Meskipun tidak "mencuri"
hara dari tumbuhan yang ditumpanginya, epifit dapat menjadi pesaing terhadap
ketersediaan cahaya. Akar epifit kadang-kadang juga menutupi dan menembus
batang pohon yang ditumpangi sehingga merusak keseimbangan fisiologi tumbuhan
inangnya. Contoh tumbuhan epifit adalah anggrek dan paku – pakuan.
Sumber
Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar 17. Tumbuhan
Epifit
2.1
Piramida
Biomassa
Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan
massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram. Untuk
menghindari kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan
diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini
akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada
ekosistem.
Piramida biomassa
menggambarkan ukuran berat materi organisme pada setiap trofik dalam satuan
berat. Piramida biomassa hasilnya lebih akurat daripada piramida jumlah
inidividu. Untuk mengukur berat pada setiap trofik maka rata-rata berat
organisme di tiap trofik harus diukur kemudian barulah jumlah organisme pada
setiap trofik, tersebut dapat diperkirakan.
Buaya
|
Ikan
|
Biawak
|
2.2
Aliran
Energi dan Siklus Materi pada Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar
A.Aliran Energi
Matahari merupakan sumber energi bagi seluruh makhluk hidup yang ada di bumi ini. Tumbuhan hijau, tanpa bantuan sinar matahari tidak akan mampu berfotosintesis untuk menyusun bahan organik yang akan dimanfaatkan oleh semua organisme. Energi kimia yang disimpan oleh tumbuhan hijau sebagai produsen akan berpindah ke konsumen I, lalu ke konsumen II, ke konsumen III, dan sampai ke konsumen ke n. Energi berpindah dari produsen ke konsumen dan berakhir pada pengurai yang akan melepaskan energi yang telah diuraikan dari sisa makhluk hidup yang telah mati dalam bentuk energi panas ke lingkungan. Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen, sampai ke pengurai di dalam tanah. Organisme memerlukan energi untuk mendukung kelangsungan hidupnya, antara lain untuk proses pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, bergerak, dan metabolisme yang ada dalam tubuh.
Matahari merupakan sumber energi bagi seluruh makhluk hidup yang ada di bumi ini. Tumbuhan hijau, tanpa bantuan sinar matahari tidak akan mampu berfotosintesis untuk menyusun bahan organik yang akan dimanfaatkan oleh semua organisme. Energi kimia yang disimpan oleh tumbuhan hijau sebagai produsen akan berpindah ke konsumen I, lalu ke konsumen II, ke konsumen III, dan sampai ke konsumen ke n. Energi berpindah dari produsen ke konsumen dan berakhir pada pengurai yang akan melepaskan energi yang telah diuraikan dari sisa makhluk hidup yang telah mati dalam bentuk energi panas ke lingkungan. Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen, sampai ke pengurai di dalam tanah. Organisme memerlukan energi untuk mendukung kelangsungan hidupnya, antara lain untuk proses pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, bergerak, dan metabolisme yang ada dalam tubuh.
Gambar 27. Aliran Energi dalam
Ekosistem Rawa Air Tawar
B. Rantai Makanan
Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya (dalam ekosistem) sangat kompleks, bersifat saling memengaruhi atau timbal balik. Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya, yaitu tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan. Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa (grazing), rantai parasit, dan rantai saprofit.
Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya (dalam ekosistem) sangat kompleks, bersifat saling memengaruhi atau timbal balik. Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya, yaitu tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan. Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa (grazing), rantai parasit, dan rantai saprofit.
Rantai makanan ekositem
hutan rawa
BAB 3
KESIMPULAN
Kesimpulan
Ekosistem rawa memiliki ciri-ciri antara lain suhu
rendah, kadar garam rendah, penetrasi cahaya yang kurang, dipengaruhi iklim dan
cuaca di sekitar, dan memiliki tumbuhan seperti jamur, gulma, alga yang
berfungsi sebagai produsen, serta memiliki ikan air tawar yang dapat dijadikan
sebagai sumber pangan protein hewani. Rawa pening dan lebak tergolong ekosistem
air tenang (letik) dan sumber airnya berasal dari air hujan dan air
sungai.
Komponen pembentuk ekosistem rawa terdiri dari abiotik
dan biotik. Komponen abiotik dapat berupa
suhu, air, garam, cahaya matahari, tanah dan batu, serta iklim. Komponen biotik
seperti gulma, eceng gondok, mikroorganisme pengurai, udang dan ikan nila.
Setiap komponen tersebut membentuk suatu rantai makanan.
Rawa penting sebagai kawasan
penyangga untuk menampung air dalam jumlah besar yang berasal dari curahan
hujan lebat dan sebagai regulator aliran air tetapi daya tampung rawa jauh
lebih besar. Fungsi regulator untuk kontuinitas aliran air, sehingga sangat
penting bagi makhluk hidup termasuk manusia yang berdiam di hilir rawa.
Peningkatan jumlah gulma menyebabkan penurunan jumlah ikan air tawar. Akan
tetapi, Gulma air secara ekologis berperan mengurangi bahan pencemar.
- Ekosistem Perairan
Ekosistem
perairan dibagi menjadi dua, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
- Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri
ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak
adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum
hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya
telah beradaptasi.
Ekosistem
air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem
air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah
sungai.
RawaRawa merupakan dataran rendah yang tergenang oleh air. Genanangan air dapat berasal dari air hujan, air tanah ataupun air sungai. Rawa mempunyai ukuran yang sangat bervariasi dari ukuran yang kecil hingga ukuran yang sangat luas.
Air rawa biasanya asam sehingga hanya tumbuh – tumbuhan yang tahan asam. Berdasarkan pergantian airnya rawa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut
ü Rawa yang tidak mengalami pergantian air (air tidak mengalir)
Air rawa seperti ini biasanya asam, warna air agak kemerahan dan kurang cocok untuk perikanana.
ü Rawa yang mengalami pergantian air
Air rawa ini mengalami pergantian air karena adanya pasang surut. Air pada rawa ini tidak begitu asam. Letak dari rawa ini di sekitar sungai atau pantai.
LAMPIRAN I
Tabel 1. Nama Spesies Tumbuhan
Hutan Rawa Air Tawar
NO
|
Nama Spesies Tumbuhan
|
Nama Latin
|
1.
|
Asau
|
Pandanaceae
|
2.
|
Bintangur
|
Calophyllum
inophylide King
|
3.
|
Cucup
|
Cucup sp
|
4.
|
Fitoplankton
|
Fitoplankton
|
5.
|
Kayu putih
|
Malaleuca leudendra
|
6.
|
Sejenis Rumput
|
Rumput
sp
|
7.
|
Samak
|
Semak sp
|
8.
|
Sawit
|
Elaeis guineensis
|
9.
|
Trembasah
|
Fragraec fragrans Roxb
|
Tabel 2. Nama Spesies Hewan Air pada Hutan Rawa Air Tawar
No
|
Nama Spesies Tumbuhan
|
Nama Latin
|
1.
|
Ikan Tapa
|
Wallago attu
|
2.
|
Ikan Toman
|
Channa micropeltes
|
3.
|
Ikan Gabus/ Siandang
|
Channa striatus
|
4.
|
Ikan Kepar
|
Chaetodon vagafundus
|
5.
|
Ikan Toakang/ Bulan-bulan
|
Megallops cyprinoides
|
6.
|
Ikan Selais
|
Cryptopterus bicirchis
|
7.
|
Ikan Arwana
|
Sclerophaguspanmousus
|
8.
|
Ikan Mengkaik
|
Cheilinus
|
9.
|
Ikan Sepat
|
Trichogaster trichopterus
|
10.
|
Ikan Baung
|
Macrones nemurus
|
12.
|
Udang
|
Cambarus virilis
|
13.
|
Ular
|
Phyton reticulatus
|
14.
|
Buaya
|
Crocodile
|
15.
|
Biawak
|
Varanus salvator
|
16.
|
Labi-labi
|
Pelodiscus sinensis
|
17.
|
Kura-kura
|
Preshwater tortoises
|
18.
|
Katak
|
Annura
|
19.
|
Siput
|
Amphidromus perversis
|
Tabel 3. Nama Spesies Hewan Darat pada Hutan Rawa Air Tawar
No
|
Nama Spesies Tumbuhan
|
Nama Latin
|
1.
|
Burung Bangau
|
Ciconiidae
|
2.
|
Burung Anggung
|
Haliaeetus leukogaster
|
4.
|
Burung Murai Batu
|
Copsycus malabaricus
|
5.
|
Burung Murai Daun
|
cloropsissonnerati
|
6.
|
Capung
|
Neurothemis sp
|
7.
|
Babi
|
Artamus leucorynchus
|
8.
|
Rusa
|
Cerpidae
|
9.
|
Kijang
|
Muntiacus muntjak
|
10.
|
Kancil
|
Tragulus kanchil
|
11.
|
Monyet
|
Macaca fascicularis
|
12.
|
Harimau
|
Panthera tigris
|
13.
|
Beruang Madu
|
Helarcetos malayanus
|
14.
|
Gajah
|
Elephas maximus
|
15.
|
Landak
|
Histrix berachyura
|
LAMPIRAN II
FOTO-FOTO PRAKTEK LAPANGAN
Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar. Hutan Rawa Air
Tawar di Desa Tasik Serai Timur
Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis pada Saat Surut
Sumber
Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar. Hutan Rawa Air Tawar di desa Tasik Serai Timur pada Saat Pasang
Sumber Dokumentasi Biologi 6B
2014
Gambar. Jalan Akses
Menuju Rawa Air Tawar pada saat pasang di Desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir
Kabupaten Bengkalis
Sumber Dokumentasi Biologi 6B
2014
Gambar. Serasah di
Rawa Air Tawar pada saat Surut di Desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir
Kabupaten Bengkalis
Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar. Tanah Yang
Basah di Rawa Air Tawar Desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir
Kabupaten Bengkalis
Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar.Kondisi Tanah
di Rawa Air Tawar Desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir
Kabupaten Bengkalis
Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar. Kondisi Air di
Rawa Tawar Desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir
Kabupaten Bengkalis
Sumber
Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar. Kondisi Suhu
di Rawa Tawar Desa Tasik Serai Timur Kecamatan Pinggir
Kabupaten Bengkalis
Sumber Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar. Rumput yang
Tumbuh di Pinggir Rawa Air Tawar
Sumber Dokumentasi
Biologi 6B 2014
Gambar. Cucup
Sp
Sumber Dokumentasi Biologi
6B 2014
Gambar. Pandanace
Sumber Dokumentasi Biologi
6B 2014
Gambar. Trembasah (Fragraec
fragrans Roxb)
Sumber Dokumentasi
Biologi 6B 2014
Gambar. Elaeis
guineensis
Sumber
Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar. Tumbuhan Epifit
Sumber
Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar . Ikan Gabus
Sumber
Dokumentasi Biologi 6B 2014
Gambar . Peserta Praktek Lapangan
Ekosistem Rawa Air Tawar
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2013. http://adifabregas.wordpress.com/2009/09/05/ekosistem-dan-masalah-lingkungan/. Diakses Tanggal 29 April 2014
Admin. 2013. http://www.2lisan.com/rss/fungsi-hutan-rawa-bagi-kehidupan-%C2%AB-liana-indonesia. Diakses Tanggal 29 April 2014
Admin. 2013.http://faulinamilianieali.blogspot.com/2012/01/produktivitas-lahan-rawa.html
Diakse Tanggal 29 April 2014
Admin. 2013http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Handout%20Ekologi_0.pdf Diakses Tanggal 29 April 2014
Dony indara.
Ekosistem Rawa . http://dony.blog.uns.ac.id/2011/07/12/ekosistem-rawa/ Diakses Tanggal 29 April 2014
Elfis. 2013 . dalam.http://file:///D:/bahan%20EKTUM/EKTUM/suhu-dalam-
kajian-ekologi-tumbuhan.html
Elfis. Materi Bahan Ajar Kuliah
Ekologi Tumbuhan. Universitas Islam Riau. Tidak di Terbitkan
Odum E.P.1994.
Dasar – dasar Ekologi. UGM : Jogjakarta
Ridwan Azhar. 2013.
Rantai–rantai makanan http://ridwanaz.com/umum/biologi/pengertian-rantai-makanan-jenis-dan-contoh-rantai-makanan/
Diakses Tanggal 29 April 2014
Steel Plated Stainless Steel T-Shirt - TitsaniumArts
BalasHapusStainless titanium scissors Steel T-Shirt. 100% cotton, 100% cotton, titanium 170 welder 100% cotton, titanium cup 100% cotton. 100% cotton. 100% cotton, 100% cotton. 100% titanium sunglasses cotton. 100% cotton. 100% cotton. 100% cotton. titanium tv apk 100% cotton. 100% cotton.
YOURURL.com horse dildo,love dolls,wholesale sex toys,dog dildo,male masturbator,dildo,sex toys,sex toys,dog dildo address
BalasHapus